REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BTPN Syariah Tbk menyambut baik kehadiran Holding BUMN Ultra Mikro. Bank ini tak perlu merasa khawatir akan bersaing dalam menggarap pembiayaan di segmen ultramikro yang menjadi fokus bisnis perseroan.
"Kalau cuma hanya ada satu pemain di satu segmen itu juga gak bagus kan, artinya monopoli atau tidak jadi kemajuan lebih baik lah. Dengan adanya persaingan pasti kan ada namanya usaha untuk memberikan jasa yang terbaik," kata Direktur BTPN Syariah Fachmy Ahmad dalam diskusi dengan awak media di Jakarta, Jumat (13/8).
Menurut Fachmy, dengan kehadiran Holding BUMN Ultra Mikro, nantinya nasabah memiliki lebih banyak opsi pembiayaan. Institusi keuangan juga akan saling berlomba memberikan pelayanan yang terbaik bagi nasabah.
"Persaingan di awal pasti agak ketat, tapi lama kelamaan nasabah yang akan menemukan siapa yang paling cocok sama mereka. Jadi biarlah nasabah yang memilih, ini bagus buat nasabah. Mereka jadi punya opsi yang lain dan juga baik buat mereka mencari yang terbaik," ujar Fachmy.
Untuk menghadapi persaingan ke depan, lanjut Fachmy, perseroan akan seoptimal mungkin memberikan layanan keuangan yang komplit bagi nasabah. Ia menilai, jasa yang paling baik adalah jasa yang lengkap, tidak hanya dari sisi pembiayaan tapi juga memberikan pendampingan bagi nasabah perseroan yang mayoritas merupakan masyarakat pra sejahtera melalui 10.500 Community Officer (CO) yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Jadi kalau buat kita, apa yang kita lakukan dengan digitalisasi kita, dengan servis kita, itu semua hal-hal yang uda dalam pipeline kita dan kita sudah perkirakan kompetisi gak akan mungkin gak datang. Masak ada gula semutnya cuma ada satu, pasti semutnya banyak," kata Fachmy.
Holding BUMN ultra mikro yang terdiri dari Bank BRI, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM dan Pegadaian akan menargetkan 44 juta pengusaha segmen ultra mikro. BRI akan melakukan penandatangan akte inbreng saham pemerintah di PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) pada 13 September 2021 mendatang, dan setelahnya, Holding Ultra Mikro (UMi) dengan BRI sebagai perusahaan induk pun resmi terbentuk.
Sebelumnya, BRI telah melakukan pendaftaran right issue 28 miliar lembar saham kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 26 Juli 2021.Pendaftaran ini dilakukan setelah BRI mendapatkan persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 Juli 2021.
Right issue tersebut dilakukan untuk menambah modal BRI dalam rangka pembentukan Holding Ultra Mikro.Terkait kinerja BTPN Syariah sendiri, perseroan meraup laba bersih pada kuartal II 2021 sebesar Rp770 miliar, naik 89,65 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp406 miliar.
Laba emiten berkode saham BTPS tersebut ditopang oleh pembiayaan yang tumbuh 15 persen menjadi Rp10,05 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp8,74 triliun.Semenatara itu, kualitas pembiayaan perseroan relatif terjaga di mana rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) di posisi 2,4 persen.
Sampai akhir Juni 2021, perseroan juga masih memiliki rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang kuat di posisi 52 persen, jauh di atas rata-rata industri.Total aset perseroan tumbuh 14 persen (yoy) menjadi Rp17,41 triliun dari Rp15,27 triliun. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK)tumbuh 12 persen (yoy) menjadi Rp10,61 triliun dari Rp9,46 triliun.