Sabtu 14 Aug 2021 17:00 WIB

Kaitan Ilmiah dengan Kalender Islam

Kalender Islam berdasarkan siklus bulan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Kaitan Ilmiah dengan Kalender Islam. Foto:  Awal bulan baru kalender Hijriyah didasarkan pada pergerakan bulan. Ilustrasi
Foto: .
Kaitan Ilmiah dengan Kalender Islam. Foto: Awal bulan baru kalender Hijriyah didasarkan pada pergerakan bulan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kalender Islam, yang murni berdasarkan siklus bulan, pertama kali diperkenalkan pada tahun 638 M oleh Sahabat dekat Nabi ﷺ dan Khalifah kedua, Umar bin Al-Khattab.

Namun, kalender Hijrah bukan hanya sistem perhitungan waktu yang sentimental bagi umat Islam. Sebaliknya, itu memiliki makna religius dan historis yang dalam. Selain itu juga memiliki banyak pengaruh ilmiah dalam kehidupan sehari-hari di bidang psikologi, fisiologi, dan lingkungan.

Baca Juga

Dengan kembali ke penggunaan, atau setidaknya pengenalan, dari kalender bulan, terdapat banyak manfaat sebagai Muslim. Muslim mencatat semua acara di Kalender Hijriah.

Dilansir dari laman About Islam pada Sabtu (14/8), Nabi ﷺ bersabda, "...Maka berpuasalah kalian bila telah melihatnya (hilal bulan Ramadhan) dan berbukalah bila kalian telah melihatnya (hilal bulan Syawal)..." (HR. Hakim). Penggunaan kalender Gregorian membuat orang lupa akan semangat dari peristiwa-peristiwa ini.

Allah Ta'ala berfirman, "Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan bintang-bintang dikendalikan dengan perintah-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti," (QS. An-Nahl Ayat 12).

Banyak ilmuwan percaya bahwa "tunduk" dalam konteks ini menyiratkan lebih dari sekadar menjadi dasar untuk kalender. Penelitian telah menunjukkan bahwa bulan, pada kenyataannya, mempengaruhi suasana hati dan siklus fisik.

Meskipun kebanyakan orang tidak tahu kapan bulan baru atau purnama akan muncul, siklus bulan yang sama ini dapat memberikan begitu banyak wawasan tentang siklus kesuburan dan suasana hati. Beberapa ilmuwan menyarankan bahwa efek dari siklus bulan terbukti dalam berbagai bentuk kehidupan.

Misalnya, kerang memperbaharui cangkangnya, dan menjalani regenerasi dan aktivitas seksual sesuai dengan siklus pasang surut bulan. Ikan gupi memiliki sensitivitas warna pada punggungnya yang paling responsif saat bulan purnama. Hamster emas menampilkan ritme bulan dalam aktivitas, dan volume urin dan keasaman.

Pemburu dan nelayan mengetahui siklus bulan dengan sangat baik. Makhluk laut menunjukkan sensitivitas bulan yang tinggi, siklus reproduksi mereka misalnya.

Ritme bulan yang tepat mempengaruhi siklus reproduksi ikan. Tiram membuka cangkangnya saat air pasang. Udang berduyun-duyun ke bulan purnama, di mana mereka diperkirakan akan naik ke permukaan untuk mencari makan.

Dalam zoologi menunjukkan bahwa aktivitas fisik, metabolisme, agresi, dan perilaku seksual meningkat pada banyak spesies selama fase bulan tertentu.

Disebutkan juga bahwa pada bulan ini juga mempengaruhi spesies manusia. Namun, banyak orang di seluruh dunia masih merasa terdorong untuk memperdebatkan dan meneliti topik tersebut.

Satu studi Italia (Ghiandoni et al, European Journal of Obstetrics, Gynecology and Reproductive Biology, Maret 1998, vol. 77, hlm. 47-50) menemukan korelasi antara kelahiran spontan cukup bulan dan kalender lunar. Ditemukan bahwa hari lahir berkorelasi dengan hari pertama atau kedua setelah bulan purnama. Yang terpenting, siklus kesuburan disinkronkan dengan bulan. Dengan demikian, pasangan yang ingin hamil memiliki hasil terbaik ketika mereka mengamati siklus bulan daripada siklus matahari.

Sebuah studi Rusia (Lucatelli dan Pane, Biofizika, Sept.-Oct. 1995) telah menemukan korelasi antara beberapa jenis sindrom manik-depresi bipolar dan lokasi planet dalam kaitannya dengan bulan lunar.

Studi lain telah menemukan korelasi besar dalam tindakan emosional (termasuk kekerasan) di sekitar bulan purnama, dan kecenderungan orang untuk menjadi depresi atau introspeksi selama memudarnya bulan. Sementara pada hari Bulan Baru, kapasitas tubuh untuk detoksifikasi berada pada titik tertinggi.

Inilah saatnya, menurut tradisi, untuk membuat perubahan gaya hidup sehat, menghentikan kebiasaan buruk dan menghilangkan gejala ketidakseimbangan. Ini sangat selaras dengan fakta bahwa nabi biasa berpuasa pada hari-hari bulan purnama, dengan mengatakan, "Puasa pada tiga hari setiap bulan adalah seperti puasa sepanjang tahun." (HR Bukhari).

Allah Ta'ala berfirman, Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu) (Surat Yunus ayat lima). Bahkan, bulan adalah hisab untuk banyak peristiwa. Misalnya, petani berkata, "Lingkaran di sekitar bulan berarti akan segera turun hujan atau salju."

 

sumber : About Islam
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement