Sabtu 14 Aug 2021 16:20 WIB

Kanada Siap Tampung 20 Ribu Pengungsi Afghanistan

Pemerintah Kanada mengumumkan akan menerima hingga 20 ribu pengungsi Afghanistan

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Christiyaningsih
Pengungsi Afghanistan (ilustrasi)
Foto: AP Photo/Ahmad Nazar
Pengungsi Afghanistan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Pemerintah Kanada mengumumkan akan menerima hingga 20 ribu pengungsi Afghanistan, termasuk para pemimpin wanita, pegawai pemerintah. Mereka menghadapi ancaman dari Taliban.

Taliban terpantau maju ke seluruh negeri untuk merebut kota-kota besar. Alhasil, mereka harus mengungsi guna mendapat tempat lebih aman.

Baca Juga

"Situasi di Afghanistan memilukan dan Kanada tidak akan tinggal diam," kata Menteri Imigrasi Kanada Marco Mendicino dalam konferensi pers dilansir VoA News pada Sabtu (14/8).

Para pengungsi akan mencakup warga Afghanistan “sangat rentan” yang masih berada di negara tersebut atau yang telah melarikan diri ke negara-negara tetangga. Mereka terdiri dari para pejabat, perempuan, pegawai pemerintah, pembela hak asasi manusia, minoritas yang dianiaya, dan jurnalis.

Beberapa pesawat pencari suaka telah berangkat dengan yang pertama mendarat pada Jumat (13/8) di Toronto. Ketika Taliban maju ke ibu kota, para pejabat mengatakan pasukan khusus Kanada merupakan bagian dari rencana darurat untuk menerbangkan staf Kedutaan Besar Kanada dari Kabul. Namun rincian tidak diberikan karena sifat sensitif dari operasi keamanan.

Sebelumnya, banyak negara termasuk Spanyol, Denmark, Norwegia, dan Belanda mengumumkan penarikan staf dari kedutaan masing-masing di Afghanistan. Kanada mengatakan sedang memantau situasi di Afghanistan dengan cermat dan bekerja dengan sekutunya di lapangan.

"Melindungi Kedutaan Besar Kanada dan staf kami adalah prioritas utama kami," kata Menteri Luar Negeri Marc Garneau.

Di Twitter, Garneau mengatakan Kanada berutang kepada warga Afghanistan. "Kami akan melanjutkan upaya kami untuk membawa mereka ke tempat yang aman," sebut Garneau.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement