Sabtu 14 Aug 2021 19:00 WIB

AS Ingin Pasukan Afghanistan Tingkatkan Perlawanan

Pasukan Afghanistan diminta AS tingkatkan perlawanan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Muhammad Hafil
Pejuang Taliban berpatroli di dalam kota Ghazni, barat daya Kabul, Afghanistan, Kamis, 12 Agustus 2021.
Foto: AP/Gulabuddin Amiri
Pejuang Taliban berpatroli di dalam kota Ghazni, barat daya Kabul, Afghanistan, Kamis, 12 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) berharap militer Afghanistan melakukan perlawanan terhadap Taliban. Pentagon menekankan bahwa, di atas kertas pasukan pemerintah di Afganistan memiliki keunggulan meskipun mereka menderita kekalahan.

Juru bicara Departemen Pertahanan John Kirby mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa pasukan Afghanistan memiliki alat untuk mendorong serangan sengit Taliban yang sedang berlangsung.

Baca Juga

 “Kami ingin melihat kemauan dan kepemimpinan politik, kepemimpinan militer yang dibutuhkan di lapangan.  Kami masih ingin melihat itu, dan kami berharap bisa melihatnya," kata Kirby, dilansir Aljazirah, Sabtu (14/8).

“Tetapi apakah itu terjadi atau tidak, apakah itu berhasil atau tidak, itu adalah keputusan Afghanistan," ujar Kirby menambahkan.

Taliban telah merebut ibu kota dari 18 provinsi dalam seminggu, termasuk Herat dan Kandahar yang merupakan kota terbesar ketiga dan kedua di Afghanistan. Taliban juga mulai bergerak mendekati ibu kota Kabul. Kirby mengatakan, pemerintah Afghanistan telah dilengkapi persenjataan yang mumpuni untuk melawan serangan Taliban, meskipun tanpa dukungan tentara Amerika.

“Mereka memiliki jumlah yang lebih besar.  Mereka memiliki angkatan udara, angkatan udara yang mumpuni, mereka memiliki peralatan modern, mereka memiliki struktur organisasi, mereka mendapat manfaat dari pelatihan yang telah kami berikan selama 20 tahun. Mereka memiliki materi, fisik, keunggulan nyata dan kini saatnya untuk menggunakan kelebihan itu," ujar Kirby.

Kirby mencatat bahwa, pasukan keamanan kurang memiliki perlawanan terhadap Taliban. Sehingga Taliban dapat menguasai wilayah Afghanistan dengan cepat. Namun Kirby menolak berkomentar tentang prospek Taliban merebut Kabul dalam waktu dekat.

Sebelumnya pada Jumat (13/8) Gedung Putih mengatakan, Presiden Joe Biden, yang sedang berada Camp David telah mendapatkan pengarahan oleh anggota tim keamanan nasional tentang upaya berkelanjutan untuk mengevakuasi warga sipil Afghanistan dengan aman.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin melakukan panggilan telepon dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Kamis (12/8).

"Amerika Serikat tetap berinvestasi dalam keamanan dan stabilitas Afghanistan dalam menghadapi kekerasan oleh Taliban,” kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement