REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi ikonik dalam sejarah musik pop, Tony Bennett, tak akan lagi menyanyi di atas panggung secara langsung. Dia telah membatalkan seluruh rangkaian tur 2021 setelah penampilannya di New York City yang disebut sebagai "One Last Time".
Konser itu sempat dijadwalkan ulang, namun tim manajemen Tony akhirnya memutuskan untuk tidak meneruskannya. Tur itu sebelumnya tertunda pada 2020 lalu karena munculnya pandemi Covid-19.
"Tidak akan ada konser tambahan. Ini adalah keputusan yang sulit yang pernah kami buat, karena dia adalah penyanyi hebat. Pembatalan konser itu dibuat atas perintah dokter," ungkap putra sekaligus manajer Tony, Danny Bennett, kepada Variety, dikutip dari laman New York Post, Sabtu (14/8).
Selama bertahun-tahun, Tony telah berjuang dengan penyakit Alzheimer. Danny mengatakan, berhentinya Tony bukan perkara suara atau kemampuan ayahnya dalam menyanyi melainkan sebagai akhir dari perjalanan
"Lihat, dia lelah," kata dia.
Danny menyebut, melakukan konser sekarang merupakan aktivitas yang terlalu berat bagi ayahnya. Dia tidak ingin Tony mengalami hal-hal yang tak menyenangkan di atas panggung, seperti terjatuh atau hal kecil lainnya yang berakibat serius.
"Kami tidak khawatir dia tidak bisa bernyanyi. Yang kami khawatirkan ialah dari sudut pandang fisik ... tentang perikemanusiaan. Tony berusia 95 tahun," tutur dia.
Tur yang bertajuk "I Left My Heart in San Francisco" awalnya akan digulirkan kembali pada September 2021 di Mashantucket, Connecticut. Konser tambahan yang terkena dampak pembatalan termasuk di New York, Maryland, Oklahoma, dan Kanada. Pemegang tiket disarankan untuk menghubungi penyelenggara konser untuk informasi mengenai pengembalian uang.