REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pasukan pertama dari batalion Marinir Amerika Serikat (AS) tiba di Kabul pada akhir pekan. Mereka berada di Kabul untuk berjaga-jaga ketika AS mempercepat penerbangan evakuasi untuk beberapa diplomat dan ribuan warga Afghanistan.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan barisan terdepan dari tiga batalion Marinir dan Angkatan Darat yang dikirim AS ke Kabul bertugas untuk membantu orang Amerika dan rekan Afghanistan mereka keluar dengan cepat.
Taliban telah mengambil empat ibu kota provinsi lagi pada Jumat (13/8). Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa Taliban dapat menduduki Kabul. "Dari tindakan mereka, sepertinya mereka mencoba membuat Kabul diisolasi,” kata Kirby.
Pentagon juga memindahkan 4.500 hingga 5.000 tentara tambahan ke pangkalan-pangkalan di negara-negara Teluk Qatar dan Kuwait. AS mengerahkan 1.000 pasukan ke Qatar untuk mempercepat pemrosesan visa bagi penerjemah Afghanistan yang bekerja dengan pasukan AS beserta keluarga mereka.
Sebanyak 3.500 hingga 4.000 tentara dari brigade tempur Divisi Lintas Udara ke-82 ditugaskan ke Kuwait. Kirby menerangkan pasukan tempur akan menjadi pasukan cadangan yang siaga jika suatu waktu dibutuhkan.
Pengerahan pasukan AS tersebut menyoroti cepatnya langkah Taliban dalam menguasai sebagian besar wilayah Afghanistan. Taliban mulai bergerak untuk melakukan serangan dan mengambilalih sejumlah wilayah sejak pasukan AS dan NATO meninggalkan Afghanistan.
Presiden AS Joe Biden tetap bersikukuh untuk mengakhiri misi AS di Afghanistan pada 31 Agustus. Biden mengatakan pasukan AS telah melakukan segala upaya untuk membangun pemerintah dan militer Afghanistan.