Sabtu 14 Aug 2021 20:35 WIB

Taliban Rebut Provinsi di Selatan Afghanistan

Taliban sekarang telah merebut 18 dari 34 provinsi Afghanistan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Kelompok Taliban berada di kantor pemerintahan setelah diambil alih di Kota Herat, Afganistan, pada 13 Agustus 2021. Taliban mengklaim sudah menguasai Kandahar dan beberapa kota lainnya.
Foto: EPA
Kelompok Taliban berada di kantor pemerintahan setelah diambil alih di Kota Herat, Afganistan, pada 13 Agustus 2021. Taliban mengklaim sudah menguasai Kandahar dan beberapa kota lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban merebut sebuah provinsi di selatan ibu kota Afghanistan dan secara bersamaan melancarkan serangan pada Sabtu (14/8) pagi di sebuah kota besar di utara. Taliban telah merebut sebagian besar wilayah Afghanistan utara, barat, dan selatan dalam serangan kurang dari tiga pekan.

Hal ini meningkatkan kekhawatiran Taliban akan kembali berkuasa dan terjadi perang saudara di Afghanistan. Seorang anggota parlemen dari provinsi Logar, Hoda Ahmadi, mengatakan Taliban merebut semua wilayah di provinsi Logar dan menahan pejabat provinsi. Menurutnya Taliban telah mencapai distrik Char Asyab yang terletak hanya 11 kilometer di selatan ibu kota Kabul.

Baca Juga

Taliban juga menyerang kota utara Mazar-e-Sharif dari segala penjuru. Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Rabu (11/8) telah terbang ke Mazar-e-Sharif untuk bertemu dengan beberapa komandan milisi termasuk Abdul Rashid Dostum dan Ata Mohammad Noor yang memimpin ribuan militan Taliban.

Dostum dan Noor tetap bersekutu dengan pemerintah, tetapi selama putaran pertempuran sebelumnya di Afghanistan mereka telah berpindah haluan demi kelangsungan hidup mereka sendiri. Ismail Khan, mantan panglima perang yang telah mencoba untuk mempertahankan Herat, ditangkap oleh Taliban.

Taliban telah membuat kemajuan besar dalam beberapa hari terakhir, termasuk merebut Herat dan Kandahar yang merupakan kota terbesar kedua dan ketiga di Afghanistan. Taliban sekarang telah merebut 18 dari 34 provinsi Afghanistan.

Taliban merilis sebuah video yang mengumumkan pengambilalihan stasiun radio utama di kota selatan Kandahar. Taliban kemudian memberikan nama kepada radio itu sebagai Voice of Sharia.

Dalam video tersebut, seorang pemberontak yang tidak disebutkan namanya mengatakan semua karyawan akan menyiarkan berita, analisis politik, dan pembacaan Alquran. Stasiun radio itu tidak lagi memutar musik setelah dikuasai Taliban.

Sebagian besar penduduk Kandahar memakai pakaian tradisional yang menjadi ciri khas Taliban. Seorang pria dalam video itu memberi selamat kepada orang-orang Kandahar atas kemenangan Taliban.

Taliban telah menggunakan stasiun radio selama berkuasa di Afghanistan sejak 1996-2001. Saat itu, mereka juga menjalankan stasiun radio bernama Voice of Sharia di Kandahar.

Presiden Joe Biden mengumumkan batas waktu penarikan semua pasukan AS rampung pada akhir Agustus. Biden berjanji untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika sesuai kesepakatan yang dicapai oleh pendahulunya yaitu mantan presiden Donald Trump.

Taliban mulai melancarkan serangan sejak Biden mengumumkan penarikan pasukan. Taliban, yang telah lama menguasai sebagian besar perdesaan Afghanistan, kemudian bergerak cepat untuk merebut ibu kota provinsi, penyeberangan perbatasan, dan infrastruktur penting lainnya.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement