Sabtu 14 Aug 2021 20:29 WIB

Positivity Rate Jakarta Sempat 48 Persen Tengah Juli

Positivity rate 48 persen adalah angka tertinggi Jakarta.

Rep: Febryan A/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR COVID-19 kepada warga di Lokasi Swab PCR Puskesmas Kecamatan Gambir, Jakarta, Jumat (23/7). Positivity rate tertinggi di Jakarta terjadi tengah Juli dengan angka 48 persen.
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR COVID-19 kepada warga di Lokasi Swab PCR Puskesmas Kecamatan Gambir, Jakarta, Jumat (23/7). Positivity rate tertinggi di Jakarta terjadi tengah Juli dengan angka 48 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, positivity rate atau tingkat kasus positif Covid-19 di Ibu Kota kini sudah di bawah 10 persen. Pada pertengahan Juli lalu atau saat puncak gelombang kedua Covid-19 melanda, positivity rate Jakarta sempat di angka 48 persen.

"Saat puncak gelombang kedua kemarin, tingkat positivitas di Jakarta pernah mencapai angka 48 persen, tinggi sekali. Artinya, dari dua orang yang dites, salah satunya itu positif Covid-19," kata dia, dalam dalam video yang diunggah di akun YouTube resmi Pemprov DKI Jakarta, Sabtu (14/8).

Baca Juga

Anies menerangkan, positivity rate adalah proporsi jumlah orang yang dideteksi positif dibandingkan dengan jumlah orang yang dites. Positivity rate yang tinggi adalah salah satu indikasi keparahan laju pandemi di sebuah wilayah.

Di pertengahan Juli, jumlah tes PCR Jakarta berada di atas 30 ribu per harinya. Positivitas 48 persen ketika itu, lanjut Anies, adalah sesuatu yang ekstrim karena hanya pernah terjadi saat awal pandemi di mana jumlah tes masih rendah.

"Tapi alhamdulillah sekarang positivity di Jakarta telah turun di bawah ambang batas maksimal 10 persen. Tapi kita masih harus mengejar agar tingkat positivity ini di bawah ambang batas yang ideal, yaitu 5 persen," ujarnya.

Oleh karenanya, Anies meminta warga Jakarta agar tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas. "Kita melihat kemenangan sudah di depan mata, sudah dekat, tapi tidak boleh terlena, tidak boleh buru-buru beraktivitas sebebas-bebasnya," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement