Ahad 15 Aug 2021 05:37 WIB

Alami Curah Hujan Tertinggi, 2 juta Warga Jepang Mengungsi

Badan meteorologi Jepang, menyebut curah hujan belum pernah terjadi sebelumnya.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Sungai Motoyasu terlihat naik di sebelah Kubah Bom Atom (kiri) di Hiroshima, Jepang barat, 13 Agustus 2021. Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan hujan tingkat tinggi di Jepang barat karena negara itu dilanda hujan deras yang memicu tanah longsor .
Foto: EPA-EFE/JIJI PRESS JAPAN
Sungai Motoyasu terlihat naik di sebelah Kubah Bom Atom (kiri) di Hiroshima, Jepang barat, 13 Agustus 2021. Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan hujan tingkat tinggi di Jepang barat karena negara itu dilanda hujan deras yang memicu tanah longsor .

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Hampir dua juta orang telah didesak untuk mengungsi dari rumah mereka di tengah hujan lebat di beberapa wilayah di Jepang. Peringatan hujan tingkat tertinggi telah dikeluarkan di sejumlah prefektur, termasuk Fukuoka dan Hiroshima.

Seorang wanita telah meninggal dan suami serta putrinya hilang setelah tanah longsor menghancurkan dua rumah di prefektur Nagasaki. Lebih dari 150 tentara, polisi dan petugas pemadam kebakaran telah dikirim untuk membantu operasi penyelamatan di daerah tersebut.

 

"Mereka dengan hati-hati mencari warga yang hilang, sambil mewaspadai tanah longsor lebih lanjut saat hujan lebat berlanjut," kata seorang pejabat setempat dilansir di BBC, Ahad (15/8)

 

Bagian barat negara itu terkena dampak terburuk, tetapi hujan lebat diperkirakan di seluruh negeri dalam beberapa hari mendatang.

 

Secara total, peringatan evakuasi tidak wajib sekarang berlaku untuk lebih dari 1,8 juta orang di tujuh prefektur, menurut lembaga penyiar Jepang NHK. Yushi Adachi, dari badan meteorologi Jepang, menyebut curah hujan saat ini belum pernah terjadi sebelumnya.

 

"Sangat mungkin bahwa beberapa jenis bencana telah terjadi," katanya.

 

Para ahli memperingatkan hujan diperkirakan akan berlanjut sepanjang minggu ini. Tayangan televisi lokal menunjukkan jalan terendam. Sungai-sungai di Saga dan Fukuoka telah meluap dengan ketinggian air yang masih naik, kata laporan media setempat.

 

Seorang pejabat di Kumamoto, barat daya Jepang, sedang mencari seorang pria berusia 76 tahun yang hilang setelah mencoba mengamankan perahu nelayannya di sungai yang bergelombang.

 

Banjir itu terjadi hanya beberapa minggu setelah hujan lebat menyebabkan tanah longsor dan menyebabkan sungai meluap, menewaskan puluhan orang.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement