REPUBLIKA.CO.ID, PORT-AU-PRINCE -- Gempa bumi besar melanda Haiti barat daya pada Sabtu (14/8). Bencana alam itu menghancurkan gereja, hotel, dan rumah hingga memukul negara Karibia yang miskin. Ratusan orang dilaporkan tewas.
Survei Geologi Amerika Serikat menyatakan, gempa tersebut berkekuatan 7,2 yang diikuti oleh serangkaian gempa susulan. Guncangan tersebut melanda 8 km dari kota Petit Trou de Nippes, sekitar 150 km barat ibukota Port-au-Prince, pada kedalaman 10 km.
Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC) juga melaporkan gempa di wilayah tersebut, mengatakan itu berkekuatan 7,6. Sementara pusat seismologi Kuba mengatakan gempa berkekuatan 7,4.
Getaran yang kuat membuat gempa dirasakan hingga Kuba dan Jamaika. Gempa tersebut berpotensi lebih besar dan lebih dangkal dari gempa 7 skala richter 11 tahun lalu yang menewaskan puluhan ribu orang di negara termiskin di Amerika itu.
Gempa terjadi sekitar pukul 08.30 waktu setempat. Di ibu kota Haiti, itu sangat terasa tetapi tampaknya tidak menyebabkan kerusakan besar. Namun, layanan Perlindungan Sipil Haiti mengatakan, jumlah korban tewas awal sudah mencapai 227 orang dan Perdana Menteri Ariel Henry menyatakan keadaan darurat selama sebulan.
Kota besar terdekat adalah Les Cayes, banyak bangunan runtuh atau mengalami kerusakan besar. Menurut pihak berwenang, mereka sedang mencari korban selamat.
Penduduk Les Cayes mengatakan air sempat membanjiri kota pesisir berpenduduk 126.000 jiwa itu, menyebabkan kepanikan di tengah ketakutan akan tsunami, tetapi kemudian tampak surut. Media Haiti melaporkan beberapa orang di sepanjang pantai telah melarikan diri ke pegunungan.
Sistem Peringatan Tsunami AS mengeluarkan peringatan tsunami setelah gempa. Presiden AS Joe Biden mengizinkan tanggapan AS segera terhadap gempa bumi dan menunjuk administrator Badan Pembangunan Internasional AS, Samantha Power, sebagai koordinator upaya tersebut.
Sebagian besar warga Haiti menghadapi kelaparan yang meningkat dan layanan kesehatan kewalahan oleh Covid-19. Akses melalui jalan darat ke wilayah selatan, tempat gempa terjadi, telah dibatasi oleh pengawasan geng di daerah-daerah utama, menimbulkan pertanyaan tentang cara bantuan akan dikirimkan.
Wilayah itu baru saja pulih dari Badai Matthew yang melanda pada 2016, menewaskan ratusan orang dan menyebabkan kehancuran yang meluas. Haiti sekarang berada di jalur kemungkinan Badai Tropis Grace yang dapat membawa hujan lebat awal minggu depan.