REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teleskop luar angkasa Hubble sekarang kembali beroperasi dengan operasi sains. Sebelumnya, beberapa perangkat keras komputer teleskop Hubble rusak sehingga eksplorasi teleskop harus terhenti hampir sebulan.
Dilansir dari Digital Trends, Ahad (15/8), Badan Antariksa Amerika (NASA) baru-baru ini membagikan gambar luar angkasa yang ditangkap oleh teleskop Hubble. Gambar ini menunjukkan nebula AFGL 5180, awan debu yang terletak di konstelasi Gemini yang menjadi tempat lahirnya bintang-bintang baru. Sebuah bintang besar sedang lahir terlihat di tengah gambar ini, mengirimkan jet yang mengganggu debu dan gas di atas dan dibawahnya.
Bintang lahir ketika awan debu seperti ini mulai membentuk gumpalan. Sebab lebih banyak debu dan gas yang tertarik ke gumpalan karena gravitasi, mereka mulai tumbuh.
Akhirnya rumpun tumbuh begitu besar dan padat sehingga mereka runtuh menjadi bintang. Dari awal hingga akhir, bagi sebuah bintang untuk berkembang dari awan debu menjadi mercusuar yang bersinar, seperti matahari, prosesnya memakan waktu sekitar satu juta tahun.
Daerah debu yang relatif tebal sangat penting untuk pembentukan bintang, seperti nebula ini. Namun, debu yang memberi kekuatan pada kelahiran bintang bisa menjadi masalah bagi para astronom di Bumi.
“Bintang lahir di lingkungan berdebu dan meskipun debu ini menghasilkan gambar yang spektakuler, ini dapat mencegah para astronom melihat bintang yang tertanam di dalamnya,” tulis ilmuwan Hubble.
“Instrumen Wide Field Camera 3 (WFC3) Hubble dirancang untuk menangkap gambar detail baik dalam cahaya tampak maupun inframerah, yang berarti bahwa bintang-bintang muda yang tersembunyi di wilayah pembentuk bintang yang luas seperti AFGL 5180 dapat terlihat jauh lebih jelas,” katanya lagi.
Menggunakan inframerah memungkinkan para astronom untuk menatap melalui selubung berdebu dan melihat apa yang ada di bawahnya. Pendekatan serupa telah digunakan untuk menatap melalui pergerakan gas di pusat galaksi kita.