REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mencatatkan kredit korporasi tumbuh positif pada semester pertama 2021. Adanya kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) terhadap sektor kredit ini dinilai tidak berdampak secara signifikan.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan penyaluran kredit korporasi sebesar Rp 180,08 triliun pada semester satu 2021. “Secara konsolidasian sampai akhir Juni 2021, penyaluran kredit BRI sebesar Rp 929,40 triliun. Angka ini tercatat tumbuh positif dibandingkan dengan penyaluran kredit BRI pada akhir periode sebelumnya, khusus kredit segmen korporasi tercatat telah mencapai sebesar Rp 180,08 triliun,” ujarnya, Ahad (15/8).
Menurutnya perseroan akan memperhatikan dan menjaga proporsi kredit korporasi tidak melebihi 20 persen dari total kredit BRI, bahkan ditargetkan akan terus melandai hingga 15 persen. Kemudian sisanya sebesar 85 persen akan kami fokuskan kepada UMKM. “Kredit korporasi, sektor yang dibidik yakni sektor yang tetap tumbuh di tengah pandemi seperti agribisnis, kesehatan, infrastruktur dan teknologi informasi,” ungkapnya.
Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan kredit korporasi di atas lima persen secara year on year per Juni 2021. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan kredit korporasi ditopang realisasi kredit modal kerja (KM) sebesar Rp 320,15 triliun. Adapun posisi tersebut masih tumbuh bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.“Kontribusi utama pertumbuhan kredit tersebut antara lain berasal dari sektor Telekomunikasi, Pemerintahan, FMCG, serta Perkebunan Sawit dan CPO,” ucapnya.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk melihat permintaan kredit korporasi masih tetap ada walaupun ada yang masih tetap wait and see. Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom mengatakan dampak PPKM terhadap segmen korporasi tidak sebesar pada segmen konsumer dan UMKM. “Kami optimisme dari nasabah segmen korporasi, kredit BNI semester satu 2021 masih tumbuh baik secara tahunan maupun dibanding akhir tahun lalu,” ucapnya.
Ke depan BNI optimis ruang pertumbuhan akan tetap terbuka setelah pemerintah berhasil mengendalikan laju penyebaran Covid-19. Pertumbuhan terutama akan terjadi pada debitur korporasi. Hal itu, kata Mucharom, didorong oleh hilirisasi sektor agribisnis dan pertambangan yang mulai berkembang serta pemulihan ekonomi Amerika dan Eropa yang berpotensi mend juga berpotensi meningkatkan permintaan kredit manufaktur.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan penyaluran kredit korporasi per Juni 2021 turun 2,02 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Sedangkan kredit UMKM tumbuh 2,35 persen yoy.
“Segmen ritel sudah naik 1,96 persen yoy. Lalu kenaikan kredit konsumsi itu 20,31 persen yoy. Secara total kredit perbankan, karena tadi terkontraksi pada korporasi sebesar 2,02 persen. Maka kredit secara keseluruhan hanya tumbuh 0,59 persen,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso.