Ahad 15 Aug 2021 15:06 WIB

Biden Izinkan Tambahan 1.000 Tentara AS di Afghanistan

Pasukan AS juga membantu evakuasi warga Afghanistan yang bekerja dengan militer AS

Rep: ferginadira/ Red: Hiru Muhammad
 Keluarga pengungsi internal dari provinsi utara, yang melarikan diri dari rumah mereka karena pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan, berlindung di sebuah taman umum di Kabul, Afghanistan, 14 Agustus (dikeluarkan 15 Agustus).
Foto: EPA-EFE/HEDAYATULLAH AMID
Keluarga pengungsi internal dari provinsi utara, yang melarikan diri dari rumah mereka karena pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan, berlindung di sebuah taman umum di Kabul, Afghanistan, 14 Agustus (dikeluarkan 15 Agustus).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengizinkan tambahan 1.000 tentara AS untuk ditempatkan di Afghanistan. Total tentara AS yang dikirim ke Afghanistan menjadi sekitar lebih dari 5.000 untuk memastikan penarikan yang tertib dan aman bagi personel Amerika dan sekutu dari Afghanistan.

Pasukan AS juga bakal membantu evakuasi warga Afghanistan yang bekerja dengan militer selama hampir dua dekade perang. Keputusan menit terakhir untuk memasukkan kembali ribuan tentara AS ke Afghanistan mencerminkan keadaan keamanan yang mengerikan ketika Taliban menguasai beberapa kota Afghanistan dalam beberapa hari yang singkat.

Gerakan militan dan fundamentalis menguasai bagian-bagian penting negara yang diperintahnya sampai digulingkan oleh AS dan pasukan koalisi setelah serangan 11 September. Biden telah menetapkan batas waktu 31 Agustus untuk menarik pasukan tempur sepenuhnya sebelum peringatan 20 tahun serangan.

Biden mengaitkan sebagian besar kekacauan yang terjadi di Afghanistan dengan upaya mantan presiden Donald Trump untuk mengakhiri perang. Menurutnya, hal itu menciptakan blue print yang menempatkan pasukan AS di tempat yang sulit.

"Ketika saya menjabat, saya mewarisi kesepakatan yang dibuat oleh pendahulu saya, yang dia undang Taliban untuk dibahas di Camp David pada malam 9/11 tahun 2019, yang membuat Taliban berada di posisi terkuat secara militer sejak 2001," ujar Biden dalam sebuah pernyataan Sabtu.

"Saya adalah presiden keempat yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan, dua Republik, dua Demokrat. Saya tidak akan, dan tidak akan, meneruskan perang ini ke seperlima,'" ujarnya menegaskan.

Biden telah memberi Pentagon waktu hingga 31 Agustus untuk menyelesaikan penarikan 2.500 hingga 3.000 tentara yang berada di Afghanistan ketika dia mengumumkan pada April bahwa dia akan mengakhiri keterlibatan AS dalam perang. Jumlah itu telah turun menjadi hanya di bawah 1.000, dan semua kecuali sekitar 650 dijadwalkan akan pergi pada akhir bulan, sisanya akan tetap untuk membantu melindungi kehadiran diplomatik AS, termasuk dengan pesawat dan senjata pertahanan di bandara Kabul.

 

 

sumber : ap
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement