REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Departemen Kesehatan (DOH) mengatakan, kasus pertama virus corona varian lambda di Filipina sudah terkonfirmasi, Ahad (15/8). Menurut agensi tersebut, kasus lambda pertama di Filipina didasarkan pada seorang wanita berusia 35 tahun.
Dikatakan, pasien terkonfirmasi tidak menunjukkan gejala dan telah pulih setelah menjalani masa isolasi 10 hari. DOH meyakinkan publik bahwa pelacakan kontak sedang berlangsung. "Varian yang menarik ini berpotensi memengaruhi penularan SARS-CoV-2 ini, sedang dipantau untuk kemungkinan signifikansi klinisnya," kata DOH dikutip ABS CBN, Ahad (15/8).
Terpisah, Direktur Eksekutif Pusat Genom Filipina Dr Cynthia Saloma mengatakan, varian tersebut merupakan risiko kesehatan masyarakat global. Utamanya, karena pertama kali terdeteksi di Peru, dan memiliki tingkat kematian Covid-19 tertinggi.
Diketahui, varian lambda, C.37, pertama kali terdeteksi di Peru tahun lalu. Varian itu, lebih menular daripada jenis asli yang muncul dari Wuhan, Cina, pada akhir 2019. Penelitian telah menunjukkan bahwa itu lebih tahan terhadap vaksin Covid-19.
Varian delta
DOH juga mengumumkan 182 kasus baru varian delta Covid-19, yang pertama kali muncul dari India. Menurut mereka, 112 di antaranya adalah infeksi lokal. Jumlah tersebut, termasuk dari 36 orang Filipina yang kembali ke luar negeri, dan 34 lainnya masih dalam verifikasi.
Dari 182 pembawa varian delta yang baru terdeteksi, 176 telah pulih, 4 meninggal, sementara 1 orang masih dalam verifikasi. Jumlah itu menjadikan kasus varian delta di negara tersebut menjadi 807 kasus.