REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meninggalkan Kabul pada Ahad (15/8), karena Taliban mulai bergerak ke ibu kota. Dua pejabat yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan kepada The Associated Press bahwa, Ghani telah terbang ke luar negeri.
Kepala Dewan Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, Abdullah Abdullah, mengkonfirmasi bahwa Ghani telah pergi. Namun dia tidak memberikan penjelasan secara spesifik terkait kepergian Ghani. “Mantan presiden Afghanistan telah meninggalkan Afghanistan, meninggalkan negara dalam situasi sulit ini. Tuhan harus meminta pertanggungjawabannya," ujar Abdullah.
Warga sipil ketakutan bahwa Taliban akan kembali menerapkan aturan yang keras, termasuk menghilangkan hak-hak perempuan. Sebagian besar warga sipil bergegas meninggalkan Afghanistan dan mengantre di mesin ATM untuk menarik semua uang tabungan mereka. Sementara itu, orang-orang yang sangat miskin memilih untuk tinggal di taman dan ruang terbuka di seluruh kota.
Suara helikopter menderu-deru di atas langit kota Kabul sepanjang hari, untuk mengawasi proses evakuasi staf kedutaan besar Amerika Serikat (AS). Sementara asap membumbung di dekat kompleks kedutaan ketika staf menghancurkan dokumen-dokumen penting. Beberapa misi Barat lainnya juga bersiap untuk mengeluarkan orang-orang mereka dari Kabul.