REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan Presiden AS Donald Trump pada Ahad (15/8) menyerukan bahwa Presiden Joe Biden harus mengundurkan diri, karena gagal menciptakan perdamaian di Afghanistan. Kelompok militan Taliban telah menguasai Kabul dan distrik penting lainnya sejak Biden memerintahkan untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan.
"Ini saatnya Joe Biden mengundurkan diri atas apa yang terjadi di Afghanistan. Seharusnya (pengunduran diri Biden) bukan masalah besar karena, dia tidak terpilih secara sah sejak awal," ujar Trump, dilansir Sputnik News, Senin (16/8).
Beberapa jam sebelum Trump menyerukan agar Biden mengundurkan diri, Biden menyebut kebijakan AS terkait Afghanistan sebagai salah satu kekalahan terbesar dalam sejarah Amerika. Trump mengatakan, Biden seharusnya mengikuti rencana yang telah diinisiasi oleh pemerintahannya.
Ketika masih menjabat sebagai presiden, Trump menandatangani kesepakatan damai dengan Taliban pada 2020. Dalam kesepakatan itu, Trump berjanji bahwa AS dan sekutunya akan mengurangi pasukan mereka di Afghanistan dan mencabut sanksi dari para militan. Sebagai imbalannya, Taliban berjanji tidak mengizinkan Alqaidah atau kelompok ekstremis lainnya beroperasi di wilayah yang dikendalikan oleh Taliban.
Menurut laporan, Biden diperkirakan akan berbicara tentang situasi di Afghanistan dalam beberapa hari ke depan. Biden kemungkinan akan berbicara dari Camp David, bukan Gedung Putih.
Baca juga : BPIP Ganti Tema Lomba Artikel
Keputusan Biden tentang penarikan pasukan dari Afghanistan telah menarik perhatian. Kritikus membandingkan cara presiden menarik pasukan di negara Timur Tengah, dengan bagaimana Amerika keluar dari Vietnam pada 1975. Para kritikus menyuarakan kekhawatiran bahwa penarikan tersebut mungkin menjadi awal dari munculnya "ISIS 3.0".
Negara-negara Barat, termasuk AS telah mengevakuasi staf diplomatik dari Afghanistan. Washington dan Paris untuk sementara memindahkan kedutaan mereka ke bandara Kabul.
Untuk membantu evakuasi orang Amerika dari Afghanistan, Presiden Biden mengizinkan penambahan pasukan AS ke Afghanistan menjadi 5.000 tentara. Media AS melaporkan, Pentagon mengizinkan tambahan 1.000 tentara ke Kabul.
Juru bicara Taliban Mohammad Naeem mengatakan kepada Aljazirah bahwa perang di Afghanistan sudah berakhir. Dia mengatakan, rezim pemerintahan baru akan segera terbentuk di Afghanistan. Dia meyakinkan misi diplomatik asing dan warga Afghanistan bahwa, pasukan Taliban tidak akan melakukan kekerasan. Mereka akan menjaga keamanan di Kabul dan kota-kota lainnya.
Baca juga : 12 Fakta tentang Taliban yang Kembali Kuasai Afghanistan