Senin 16 Aug 2021 17:42 WIB

PM Malaysia Muhyiddin Yassin Mundur

PM Muhyiddin sudah tak punya lagi dukungan mayoritas di parlemen.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
FILE - Dalam foto arsip 13 Juli 2020 ini, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menghadiri sesi Parlemen di majelis rendah di Kuala Lumpur, Malaysia. Menteri Kabinet Malaysia kedua mengundurkan diri Jumat, 6 Agustus 2021, memberikan pukulan lain bagi Muhyiddin yang diperangi, yang bersikeras dia mendapat dukungan mayoritas di Parlemen meskipun ada penarikan beberapa anggota aliansi yang memerintah.
Foto: AP/Vincent Thian
FILE - Dalam foto arsip 13 Juli 2020 ini, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menghadiri sesi Parlemen di majelis rendah di Kuala Lumpur, Malaysia. Menteri Kabinet Malaysia kedua mengundurkan diri Jumat, 6 Agustus 2021, memberikan pukulan lain bagi Muhyiddin yang diperangi, yang bersikeras dia mendapat dukungan mayoritas di Parlemen meskipun ada penarikan beberapa anggota aliansi yang memerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengundurkan diri dari jabatannya pada Senin (16/8). Hal itu terjadi setelah sekutu koalisinya yakni United Malaysia National Organization (UMNO) menarik dukungan terhadapnya.

 “Saya telah mengundurkan diri bersama kabinet menteri, sebagaimana diatur dalam konstitusi federal,” kata Muhyiddin dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip laman Nikkei Asia.

Baca Juga

Pidato tersebut dilakukan setelah Muhyiddin melakukan rapat kabinet khusus dan beraudiensi dengan Raja Malaysia Sultan Abdullah Ri’ayatuddin. Muhyiddin telah menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Sultan Abdullah.

"Saya bisa saja menguji dukungan saya di parlemen seperti yang saya katakan kepada Anda semua sebelumnya, tetapi 15 anggota parlemen UMNO menarik dukungan mereka untuk saya dan tawaran saya untuk kerja sama politik bipartisan ditolak oleh partai-partai, membuat saya tidak punya pilihan selain mengundurkan diri,” kata Muhyiddin.

Dengan pengunduran dirinya, Muhyiddin menjadi perdana menteri dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah Malaysia, yakni hanya 17 bulan. "Saya sadar, jutaan orang Malaysia meminta saya tetap tinggal dan melanjutkan perjuangan melawan pandemi ini. Tapi saya tidak bisa karena saya telah kehilangan mayoritas di parlemen,” ujar Muhyiddin.

Istana Kerajaan Malaysia telah mengonfirmasi pengunduran diri Muhyiddin. Sultan Abdullah menyampaikan terima kasih atas jasanya dalam penanganan pandemi Covid-19 di Malaysia. Kendati sudah mengundurkan diri, Sultan Abdullah masih menunjuk Muhyiddin untuk menjabat sebagai perdana menteri sementara tanpa kabinet menteri.

Jabatan itu bakal diembannya hingga pemimpin berikutnya terpilih dan dapat dilantik. “Saya berharap raja segera mengangkat perdana menteri baru, untuk memastikan kelancaran pelaksanaan roda pemerintahan,” kata Muhyiddin.

Selama 17 bulan menjabat, pemerintahan Muhyiddin diterpa gejolak. Ia tak hanya bergulat dengan penanganan pandemi, tapi juga pertikaian koalisi. UMNO adalah partai yang membantu Muhyiddin menggulingkan Mahathir Mohamad sebagai perdana menteri tahun lalu. Kali ini, UMNO pula yang memicu jatuhnya Muhyiddin.

Awal Agustus lalu, UMNO sudah mengirim surat kepada Raja Malaysia yang berisi keterangan tentang mencabut dukungan terhadap pemerintah. Hal itu secara efektif melucuti koalisi Aliansi Nasional yang dipimpin Muhyiddin dari mayoritas parlemen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement