Senin 16 Aug 2021 17:50 WIB

Kemenparekraf Upayakan Buka Akses Pasar Industri Gim Lokal

Perkembangan indusrtri gim memegang peranan strategis di Indonesia.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
ilustrasi:Industri gim- Seorang pria memainkan gim online PlayerUnknown
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
ilustrasi:Industri gim- Seorang pria memainkan gim online PlayerUnknown

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenparekraf) menyatakan siap membantu industri permainan atau gim Indonesia untuk bisa meningkatkan kontribusi bagi produk domestik bruto Indonesia. Lebih jauh, pemerintah mendorong industri gim bisa masuk ke pasar global.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan, pada tahun lalu sektor industri aplikasi dan pengembangan gim menempati posisi ketujuh sebagai penyumbang PDB terbesar di Indonesia dengan nilai Rp 24,88 triliun atau 2,19 persen.

Sandiaga mengatakan, perkembangan indusrtri gim memegang peranan strategis karena Presiden Joko Widodo juga mendukung untuk mengembangkan e-sports di Indonesia. "Kemenparekraf di bidang pemasaran terus berupaya untuk membuka akses pasar pelaku ekonomi kreatif, khususnya permainan," kata Sandiaga dalam konferensi pers virtual, Senin (16/8).

Menurut dia, peluang pengembangan industri gim juga semakin terbuka lantaran para pengembang gim Indonesia mulai masuk ke ajang internasional. Yakni Gamescom di Jerman yang diikuti 30 pengembang serta Tokyo Game Show yang diikuti 19 pengembangan.

"Ini tentu dilatarbelakangi potensi gim lokal sudah dilirik dunia," kata Sandiaga.

Sementara itu, Presiden Asosiasi Game Indonesia, Cipto Adiguno, mengatakan, mesti tak banyak diketahui, industri gim mulai menjadi salah satu industri paling besar di dunia saat ini.

Di Indonesia, Cipto mencatat rata-rata pengeluaran orang Indonesia untuk bermain gim per tahun mencapai 1,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 25 triliun. Namun, dari nilai tersebut, hanya kurang 5 persen dibelanjakan untuk menggunakan gim lokal buatan Indonesia.

"Jadi dari uang itu sebagian besar untuk gim buatan luar negeri. Namun industri gim kita dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan drastis, seperti tahun 2018 ke 2019 itu pendapatan naik 50 persen," ujarnya.

Namun, kata Cipto, pendapatan itu masih didukung terbesar dari esports di mana gim yang digunakan buatan luar negeri. Karena itu, ia menilai industri gim masih sangat terbuka karena merupakan produk digital yang bisa diakses kapan dan di mana saja.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement