REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pedagang bendera dan umbul-umbul musiman di Cianjur, Jawa Barat, kehilangan penghasilan hingga 50 persen dibadingkan tahun lalu, dimana pembeli sepi karena penerapan PPKM yang terus diperpanjang. Fajar (23) pedagang musiman yang setiap tahun menjajakan pernak-pernik bendera di Jalan Siliwangi, Cianjur, di Cianjur Senin (16/8), mengatakan tahun lalu sepekan menjelang HUT RI, dia sudah mengantongi keuntungan hingga jutaan rupiah, namun saat ini, hanya Rp 500 ribu.
"Namun tahun ini, karena PPKM pembeli sangat sepi, per hari kami hanya bisa menjual lima sampai 10 bendera dan umbul-umbul. Sepekan terkahir, baru modal yang bisa dikumpulkan dan beberapa ratus ribu keuntungan," katanya.
Agustus tahun lalu, ungkap dia, satu hari menjelang hut kemerdekaan, masih dapat menjual hingga 40 buah bendera dan 40 umbul-umbul dengan harga mulai dari Rp5.000 hingga Rp 100 ribu, namun saat ini tingkat penjualan menurun.
Hal senada terucap dari Iman (32) pedagang pernak-pernik bendera di Jalan Abdulah Bin Nuh, Cianjur, dimana sejak membuka lapak di pinggir jalan bulan Juli, baru mendapat keuntungan ratusan ribu rupiah dari modal yang mencapai Rp5 juta."Biasanya selama satu pekan, saya dapat mengantongi keuntungan hingga Rp2,5 juta. Namun tahun ini, selama sepekan paling besar mendapat keuntungan Rp1 juta. Tahun lalu, tidak ada PPKM, penjualan masih tinggi," katanya.
Sementara Wakil Bupati Cianjur, TB Mulyana Sahrudin, mengimbau ASN dan warga Cianjur, untuk saling membantu dengan cara membeli produk UMKM lokal, termasuk penjual bendera di pinggir jalan agar perekonomian tetap berjalan."Kami sudah menyiapkan berbagai program termasuk membantu promosi produk lokal unggulan, setelah pandemi usai. Untuk saat ini, kami imbau ASN dan warga Cianjur, untuk saling membantu terutama dalam membeli produk lokal," katanya.