Selasa 17 Aug 2021 02:00 WIB

Kecanduan Internet, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Tingkat penggunaan internet oleh generasi muda Indonesia cukup besar

Red: Nashih Nashrullah
Tingkat penggunaan internet oleh generasi muda Indonesia cukup besar. Ilustrasi internet
Foto: Pixabay
Tingkat penggunaan internet oleh generasi muda Indonesia cukup besar. Ilustrasi internet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Tantangan yang saat ini dihadapi bangsa Indonesia di era digital adalah penetrasi internet yang berpotensi melemahkan karakter dan kepribadian generasi milenial Indonesia.

“Kecanduan Internet, ini mengkhawatirkan, kalo dilihat dari data penetrasi pengguna internet di Indonesia menunjukkan grafik paling tinggi sebesar 85,4 persen ada pada generasi milenial berumur 17-25 tahun,” ungkap staf khusus Wakil Ketua DPR RI, Achmad Maulani,  dalam webinar yang bertema” Millenial dan Tantangan Membangun Karakter Bangsa di Era Digital”, Senin (16/8).  

Baca Juga

“Responden pada usia 17-25 tahun lebih memprioritaskan menggunakan fitur gim, browsing, sosial media, dan messaging,” sambungnya.

Maulani melanjutkan membangun karakter bangsa utamanya generasi milenial harus dimulai dari kesadaran bahwa solidaritas kebangsaan dalam perjalanan sejarah negara-bangsa ini ternyata mampu menjadikan Indonesia menjadi rumah yang damai dan nyaman bagi berkembangnya kemajemukan yang ada.  

“Karena itu, revitalisasi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang telah berakar kuat dan menjadi penopang berdirinya bangsa ini harus menjadi basis utama pembentukan karakter bangsa,” tambah Wakil Ketua PP Lakpesdam PBNU ini. 

Selain itu, Maulani menyebutkan bahwa globalisasi dan disrupsi kebudayaan adalah sesuatu yang tak bisa ditolak. Ia bahkan telah merestrukturisasi seluruh aspek kehidupan. Seluruh bangsa mengalami saling kertergantungan satu sama lain. 

“Di tengah penetrasi globalisasi, kita punya modal sosial yang kuat untuk mempertahankan karakter bangsa ini, yakni melalui revitalisasi nilai-nilai kebudayaan yang kita miliki. Salah satunya adalah inkusivitas sosial dan solidaritas kebangsaan,”pungkasnya 

Sementara itu, pengajar Universitas Esa Unggul Gun Gun Siswadi menjelaskan era digital mempengaruhi bela negara, semangat gotong royong, toleransi, kerukunan, persatuan, dan kesatuan bangsa Indonesia.  

“Bela negara harus diaktualisasikan dan diimplementasikan secara praksis terutama nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila,” kata Gun Gun. 

Menurut Gun Gun, era digital adalah momentum untuk meningkatkan literasi bela negara dan menekankan nilai-nilai yang dimiliki Pancasila dan UUD 1945 harus mengakar kuat dan menjadi nafas serta menjiwai segenap warga negara. 

“Di tengah derasnya gelombang globalisasi, demokratisasi serta revolusi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Program Bela Negara menjadi benteng pembangunan karakter dan moral bangsa,” katanya.  

“Bela Negara merupakan program yang memprioritaskan pada penggemblengan sikap dan kesadaran untuk menjaga eksistensi NKRI. Program Bela Negara memberikan kontribusi signifikan dalam membangun moralitas dan karakter generasi muda dalam menghadapi tantangan zaman,” tutur dia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement