REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Militer Jerman membutuhkan mandat yang kuat untuk melakukan operasi evakuasi di Afghanistan. Armin Laschet, kandidat konservatif untuk menggantikan Angela Merkel sebagai kanselir, mengatakan bahwa misi itu "salah satu yang lebih berbahaya" yang harus dilakukan angkatan bersenjata Bundeswehr.
Menurut, Laschet, situasi di Kabul "sama sekali tidak jelas". Terlebih, Ibu Kota Afghanistan tersebut telah jatuh dengan cepat ke tangan Taliban.
"Itulah mengapa kami membutuhkan mandat yang kuat," kata Laschet kepada wartawan, dikutip dari Reuters, Senin.

Laschet menggambarkan krisis itu sebagai kegagalan terbesar dalam sejarah aliansi NATO. Ia mendesak parlemen untuk mendukung mandat tersebut.
Pemerintah diharapkan untuk mengadopsi mandat pada Rabu (18/8). Pada pertemuan tertutup partainya Christian Democratic Union (CDU) pada Senin (16/8), Markel menyebut Jerman harus segera mengevakuasi hingga 10 ribu orang dari Afghanistan yang menjadi tanggung jawabnya.
Merkel juga memperingatkan bahwa dampak dari konflik akan berlangsung untuk waktu yang sangat lama. Hal tersebut mencerminkan kekhawatiran yang berkembang tentang pertumpahan darah di Afghanistan setelah Taliban merebut ibu kota dan menyatakan perdamaian.
"Kita sedang menyaksikan masa-masa sulit, sekarang kita harus fokus pada misi penyelamatan," ujarnya mengenai evakuasi termasuk untuk warga setempat yang menjadi staf pendukung misi militer Jerman--yang sudah dihentikan, aktivis hak asasi, pengacara, dan kalangan lain yang berisiko.