Selasa 17 Aug 2021 04:20 WIB

Jerman Butuh Mandat Kuat untuk Evakuasi di Afghanistan

Pemerintah Jerman diharapkan mengadopsi mandat evakuasi dari Afghanistan pada Rabu.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Reiny Dwinanda
Ribuan warga Afghanistan bergegas meninggalkan kota Kabul.
Foto: Antara
Ribuan warga Afghanistan bergegas meninggalkan kota Kabul.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Militer Jerman membutuhkan mandat yang kuat untuk melakukan operasi evakuasi di Afghanistan. Armin Laschet, kandidat konservatif untuk menggantikan Angela Merkel sebagai kanselir, mengatakan bahwa misi itu "salah satu yang lebih berbahaya" yang harus dilakukan angkatan bersenjata Bundeswehr.

Menurut, Laschet, situasi di Kabul "sama sekali tidak jelas". Terlebih, Ibu Kota Afghanistan tersebut telah jatuh dengan cepat ke tangan Taliban.

Baca Juga

"Itulah mengapa kami membutuhkan mandat yang kuat," kata Laschet kepada wartawan, dikutip dari Reuters, Senin.

photo
Orang-orang berusaha melintasi tembok perbatas Bandara Internasional Hamid Karzai untuk melarikan diri dari Afghanistan setelah desas-desus bahwa negara-negara asing mengevakuasi orang-orang bahkan tanpa visa, setelah Taliban menguasai Kabul, Afghanistan, 16 Agustus 2021. - (EPA)

Laschet menggambarkan krisis itu sebagai kegagalan terbesar dalam sejarah aliansi NATO. Ia mendesak parlemen untuk mendukung mandat tersebut.

Pemerintah diharapkan untuk mengadopsi mandat pada Rabu (18/8). Pada pertemuan tertutup partainya Christian Democratic Union (CDU) pada Senin (16/8), Markel menyebut Jerman harus segera mengevakuasi hingga 10 ribu orang dari Afghanistan yang menjadi tanggung jawabnya.

Merkel  juga memperingatkan bahwa dampak dari konflik akan berlangsung untuk waktu yang sangat lama. Hal tersebut mencerminkan kekhawatiran yang berkembang tentang pertumpahan darah di Afghanistan setelah Taliban merebut ibu kota dan menyatakan perdamaian.

"Kita sedang menyaksikan masa-masa sulit, sekarang kita harus fokus pada misi penyelamatan," ujarnya mengenai evakuasi termasuk untuk warga setempat yang menjadi staf pendukung misi militer Jerman--yang sudah dihentikan, aktivis hak asasi, pengacara, dan kalangan lain yang berisiko.

sumber : Antara, Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement