REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China menghormati hak rakyat Afghanistan untuk menentukan nasib dan masa depannya sendiri setelah Taliban menguasi ibu kota Kabul. China mengaku siap membangun kemitraan dan bekerja sama dengan tetangga di wilayah barat dayaitu.
"China berharap Taliban merealisasikan janji sebelumnya melalui negosiasi membangun sebuah pemerintahan Islam yang terbuka dan inklusif dan bertindak secara bertanggung jawab untuk memastikan keselamatan rakyat Afghanistan dan misi asing di Afghanistan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Hua Chunying di Beijing, Senin.
Menurut dia, gencatan senjata telah dicita-citakan lebih dari 30 juta rakyat Afghanistan dan komunitas internasional setelah berperang lebih dari 40 tahun. Jubir perempuan itu menambahkan bahwa China akan selalu berperan konstruktif untuk mencari solusi dalam menyelesaikan isu-isu Afghanistan.
China juga telah menjalin hubungan dan komunikasi dengan Taliban dan pihak lain dengan tetap menghormati kedaulatan negara Afghanistan.
Menlu Wang Yi telah bertemu delegasi Taliban yang dipimpin oleh Ketua Komisi Politik Taliban Mullah Abdul Gani Baradar di Tianjin pada 28 Juli."Kami berharap Taliban Afghanistan akan membuat terobosan yang bagus dengan semua organisasi teroris, termasuk ETIM (Gerakan Islam Turkistan Timur) dan secara tegas dan efektif memerangi mereka, memainkan peran positif dan menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk keamanan, stabilitas, pembangunan dan kerja sama di kawasan," ujar Wang yang juga anggota Dewan Negara China pada saat itu.
Baca juga : Ingat Taliban, Ingat Malala Yousafzai