Selasa 17 Aug 2021 11:17 WIB

Perundingan Pertama Oposisi Venezuela dan Pemerintah Selesai

Norwegia menjadi penengah perundingan antara pemerintah dan oposisi Venezuela.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
Foto: AP/Ariana Cubillos
Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICOCITY -- Perwakilan pemerintah dan oposisi Venezuela menyelesaikan putaran pertama perundingan  di Meksiko. Norwegia menjadi penengah dari negosiasi damai ini.

"Kami membahas untuk membangun mekanisme konsultasi dengan aktor-aktor sosial dan politik yang seinklusif mungkin," kata kedua belah pihak dalam pernyataan gabungan, Selasa (17/8).

Baca Juga

Perundingan putaran selanjutnya dijadwalkan digelar pada 3 hingga 6 September. Tapi belum diumumkan tempatnya.

Dalam perundingan yang dimulai Jumat (13/8) lalu itu kedua belah pihak menandatangani nota kesepahaman. Isinya antara lain mencabut sanksi-sanksi Amerika Serikat (AS), stabilisasi ekonomi, menghormati hak-hak politik dan pemilihan umum dan Konstitusi.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyebut nota kesepahaman itu 'dokumen sukses' . Ia juga mengungkapkan komitmennya pada dialog. "Kami akan terus melalui jalur ini dengan perbincangan dan negosiasi yang sehat," katanya di Twitter.

Pada Juli lalu Maduro mengumumkan bersedia untuk memulai kembali dialog dengan oposisi. Presiden Majelis Nasional  Jorge Rodriguez dan Gubernur Negara Bagian Miranda Hector Rodriguez sebagai perwakilan oposisi.

Mediasi ini digelar menjelang pemilihan regional dan daerah Venezuela yang dijadwalkan pada 21 November. Perundingan-perundingan sebelumnya yang digelar di Norwegia dan Barbados tahun 2019 gagal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement