REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Para pemimpin partai politik Malaysia akan bertemu dengan Raja Malaysia pada Selasa (17/8). Pertemuan tersebut akan menentukan perdana menteri baru setelah pengunduran diri Muhyiddin Yassin.
Media Malaysia seperti dikutip laman Channel News Asia, melaporkan bahwa semua partai politik besar akan diberikan audiensi kerajaan mulai Selasa sore waktu setempat. Berbagai pihak dikatakan telah memulai negosiasi untuk membentuk mayoritas di Majelis Rendah, karena pengganti Muhyiddin yang jelas belum muncul.
Perdana menteri berikutnya perlu meyakinkan penguasa bahwa ia kemungkinan akan mendapat dukungan mayoritas dari Majelis Rendah. Saat ini Majelis Rendah memiliki 220 anggota parlemen dan dua kursi kosong.
Koalisi Perikatan Nasional, yang dipimpin oleh Muhyiddin sebelum pengunduran dirinya memiliki sekitar 100 anggota parlemen. Sementara koalisi Pakatan Harapan, yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim, memiliki sekitar 88 anggota parlemen.
Pemimpin United Malaysia National Organization (UMNO) Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, partainya mempertimbangkan beberapa kandidat. Dia mengunggulkan "kabinet perang" yang berfokus pada pemulihan bangsa. Dia juga meminta semua anggota parlemen untuk memberikan dukungan mereka.
Pada Senin (16/8), Muhyiddin diangkat sebagai perdana menteri sementara setelah pengunduran dirinya diterima oleh raja. Sebuah pernyataan istana menulis: "Setelah pengunduran dirinya, Yang Mulia telah setuju bahwa Yang Terhormat Tan Sri Mahiaddin bin Md Yasin akan menjabat sebagai perdana menteri sementara sampai perdana menteri baru ditunjuk."
Selama 17 bulan menjabat, pemerintahan Muhyiddin diterpa gejolak. Ia tak hanya bergulat dengan penanganan pandemi, tapi juga pertikaian koalisi. UMNO adalah partai yang membantu Muhyiddin menggulingkan Mahathir Mohamad sebagai perdana menteri tahun lalu. Kali ini, UMNO pula yang memicu jatuhnya