Selasa 17 Aug 2021 12:39 WIB

Menhan: Pasukan Inggris-NATO tak akan Balik ke Afghanistan

Menhan Inggris mengakui bahwa Taliban kini telah mengendalikan Afghanistan.

Bendera Taliban berkibar di rumah gubernur provinsi Ghazni, di Ghazni, tenggara, Afghanistan, Minggu, 15 Agustus 2021.
Foto: AP/Gulabuddin Amiri
Bendera Taliban berkibar di rumah gubernur provinsi Ghazni, di Ghazni, tenggara, Afghanistan, Minggu, 15 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pasukan Inggris dan NATO tidak akan kembali ke Afghanistan. Demikian ditegaskan menteri pertahanan Inggris, sambil mengakui kendali Taliban atas negara itu.

Berbicara kepada Sky News pada Senin pagi, Menhan Inggris Ben Wallace mengkonfirmasi bahwa peran Inggris di Afghanistan sekarang difokuskan pada evakuasi semua warga negara Inggris ke luar negeri serta orang-orang Afghanistan yang membantu pasukan Inggris selama konflik beberapa dekade.

Baca Juga

"Saya mengakui bahwa Taliban mengendalikan negara. Maksud saya, Anda tidak perlu menjadi ilmuwan politik untuk mengetahui di situlah kita berada," kata Wallace.

Sumber, https://www.aa.com.tr/id/dunia/menhan-inggris-pasukan-inggris-dan-nato-tak-akan-kembali-ke-afghanistan/2337450.

"Saya telah terlibat dialog melalui negara ketiga kemarin (Minggu) untuk memastikan kami mencari jaminan dari Taliban untuk melindungi warga kami dan orang-orang yang kami coba keluarkan,” ujar dia.

Wallace mengatakan pasukan negaranya dan pasukan NATO tidak direncanakan kembali ke negara yang diperangi. “Jika Anda ingat, pada puncaknya, lebih dari 100 ribu tentara dikerahkan ke Afghanistan untuk mempertahankan garis, itu bukan hanya intervensi awal 2001-2002, itu hampir satu dekade kemudian -- pertempuran sengit dan berat -- dan saya pikir Amerika Serikat menegaskan bahwa mereka tidak berniat untuk tinggal,” tambah dia.

Wallace mencatat bahwa dengan inisiatif pertahanan baru yang disusun Maret ini, Pemerintah Inggris akan memiliki dana dan sumber daya untuk tidak lagi bergantung pada satu kekuatan dunia dan mencegah krisis seperti yang berkembang di Afghanistan terulang.

Evakuasi lanjutan dan pengakuan Taliban

Menteri pertahanan Inggris meyakinkan bahwa pemerintah dan militer sebisa mungkin akan mengevakuasi orang keluar dari Afghanistan. Penerbangan militer terus masuk dan meninggalkan Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul.

Selama akhir pekan, 370 staf dan warga di Kedutaan Besar Inggris di ibu kota Kabul diterbangkan ke luar negeri dan penerbangan pertama mendarat di pangkalan Angkatan Udara Kerajaan Brize Norton.

Pemerintah Inggris juga akan membantu warga Afghanistan, terutama mereka yang membantu pasukan Inggris, meninggalkan negara itu. "Kelompok warga Afghanistan berikutnya yang akan keluar berjumlah 782 orang dan kami akan mengeluarkan mereka dalam 24 hingga 36 jam ke depan dari Afghanistan. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk membawa sebanyak mungkin," ungkap dia.

Ketika ditanya apakah Inggris akan mengakui pemerintah yang dibentuk oleh Taliban, Wallace mengatakan waktunya belum tepat untuk memutuskan apakah Taliban adalah penerus sah dari pemerintah Afghanistan. "Saya pikir masih banyak lagi yang akan terjadi sebelum keputusan itu dibuat," kata Wallace.

Taliban dengan cepat merebut sebagian besar negara itu, dalam serangan yang telah membutakan kekuatan barat.

Kabul jatuh ke tangan kelompok itu pada Minggu setelah pemerintah Afghanistan runtuh dan mantan Presiden Ashraf Ghani melarikan diri ke Uzbekistan.

sumber : Anadolu
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement