Selasa 17 Aug 2021 14:18 WIB

Kekuasaan Taliban akan Berdampak pada Keamanan Israel

Posisi AS di Timur Tengah juga akan berubah dengan kembalinya Taliban di Afghanistan

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Milisi Taliban berjaga di depan Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, Senin, 16 Agustus 2021. Ribuan orang memadati bandara ibukota Afghanistan pada hari Senin, bergegas ke landasan dan mendorong ke pesawat dalam upaya putus asa untuk melarikan diri negara itu setelah Taliban menggulingkan pemerintah yang didukung Barat.
Foto: AP/Rahmat Gul
Milisi Taliban berjaga di depan Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, Senin, 16 Agustus 2021. Ribuan orang memadati bandara ibukota Afghanistan pada hari Senin, bergegas ke landasan dan mendorong ke pesawat dalam upaya putus asa untuk melarikan diri negara itu setelah Taliban menggulingkan pemerintah yang didukung Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Mantan Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya'alon mengatakan kembalinya Taliban berkuasa di Afghanistan akan berdampak pada keamanan Israel meski jarak antara kedua negara sangat jauh.

"Penarikan pasukan Amerika Serikat dan kendali Taliban atas Afghanistan akan berdampak pada posisi Washington di Timur Tengah dan keamanan Israel," cicit Ya'alon dikutip Middle East Monitor, Selasa (17/8).

Baca Juga

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meninggalkan negara itu dan terbang ke Tajikistan saat pasukan Taliban memasuki perbatasan ibu kota Kabul. Salah satu sumber yang dekat dengan Taliban memberitahu TOLOnews, Taliban dan pemerintah sudah mencapai kesepakatan, sehingga Ghani meninggalkan jabatannya dan menyerahkannya pada pemerintah transisi.

Setelah Taliban berkuasa di Afghanistan, tidak ada perempuan yang berjalan di jalan-jalan Kota Kabul. Orang-orang Taliban berpatroli dengan mobil-mobil yang disita dari polisi.

Mereka menyita senjata dari petugas keamanan, dan mendesak pemilik toko serta pegawai pemerintah kembali bekerja.

"Tidak ada perempuan yang berjalan di jalanan, tetapi ada perempuan di dalam mobil yang mengenakan masker dan tidak berambut,” kata perempuan berusia 24 tahun bernama Hayat yang pergi keluar untuk melihat seperti apa kotanya di bawah pemerintahan Taliban.

Baca juga : Ini Nasihat Arab Saudi untuk Taliban

Perempuan tinggal di rumah karena takut dipukuli karena tidak menutup aurat atau pergi keluar tanpa wali laki-laki. Di beberapa bagian Afghanistan, laporan pernikahan paksa dengan milisi Taliban telah mengikuti pengambilalihan dalam beberapa pekan terakhir. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement