Selasa 17 Aug 2021 14:31 WIB

China dan Rusia Diperkirakan Akui Pemerintahan Taliban

China dan Rusia tidak berencana meninggalkan Afghanistan dan Kedubes tetap buka

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
Ribuan warga Afghanistan bergegas meninggalkan kota Kabul.
Foto: Antara
Ribuan warga Afghanistan bergegas meninggalkan kota Kabul.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China dan Rusia diperkirakan akan mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan. Sebab, dua negara itu masih mempertahankan kedutaan besarnya di Kabul sementara Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat mengevakuasi staf kedutaan dari Afghanistan.

South China Morning Post, melaporkan China dan Rusia tidak berencana meninggalkan Afghanistan karena kedutaan mereka tetap buka. Pada Selasa (17/8), Middle East Monitor melaporkan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan Beijing menghormati keinginan dan pilihan rakyat Afghanistan.

Baca Juga

Ia menambahkan China berharap Taliban akan mengelola pemerintahan dengan terbuka dan inklusif. Sementara itu, perwakilan khusus Rusia untuk Afghanistan mengatakan negara itu sudah menghubungi pihak berwenang Taliban.

"Mereka sedang berbicara di Kabul, saat ini semua kontak dilakukan di sana, kedutaan sedang menanganinya," kata diplomat Rusia, Zamir Kabulov.