REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perhimpunan Mahasiswa Bandung (PMB) mengadakan upacara hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang ke-76 secara virtual, Selasa (17/8) pagi. Kegiatan yang dilaksanakan tanpa acara menaikkan bendera merah putih ini dihadiri oleh para mantan menteri.
Beberapa mantan menteri yang turut hadir yaitu Sarwono Kusumaatmadja, Rachmat Witoelar, dan Erna Witoelar. Selain itu dihadiri oleh tokoh Martiono Hadianto dan pendaki gunung Nungky Irma Nurmala.
Kegiatan diisi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan hormat bendera, pembacaan pembukaan undang-undang dasar 1945, pembacaan pancasila, dan mengheningkan cipta. Paduan suara PMB lintas angkatan turut mempersembahkan lagu-lagu nasional. Total 157 anggota PMB sejak tahun 1956 hingga angkatan 2019 terlibat upacara kemerdekaan.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan era Presiden Abdurrahman Wahid, Sarwono Kusumaatmadja menyoroti perubahan global yang mengalami akselerasi akibat pandemi Covid-19. Dia menilai, untuk menghadapi hal tersebut, maka diperlukan upaya bertahan atau survival di sektor pangan air dan energi dari tingkat terkecil keluarga hingga negara.
"Dari situ kita berangkat dan mengarah ke masa depan. Meski tak ada yang bisa meramal masa depan, tapi kita perlu melakukannya untuk survival kita,” ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima, Selasa (17/8).
Dia mengatakan, masyarakat dapat melakukan upaya survival secara organik tanpa menunggu pemerintah. “Kita harus bekerja secara organik sebagai warga negara dengan prioritas yang jelas,” ujar anggota PMB angkatan 1963.
Sebelumnya, PMB turut mengadakan diskusi virtual bertema refleksi kemerdekaan. Narasumber yang hadir yaitu Harris Harlianto dan Priyantono Oemar dari Komunitas Jejak Republik. Jeffry Mulyono, swasta yang aktif dalam pendidikan di pedalaman bekerja sama dengan South East Asian Ministers of Education Organization Regional Open Learning Center (Seamolec).
Harris mengatakan, pemuda di tengah perubahan global dan perkembangan teknologi informasi memerlukan dukungan keleluasaan untuk berkreasi. Priyantono Oemar mengatakan, terdapat anak-anak muda di berbagai daerah yang bergerak mereka memiliki banyak keterbatasan. Dampaknya, mereka bisa menggerakkan ekonomi dan melestarikan lingkungan di daerah masing-masing.
"Banyak anak muda yang setelah menyelesaikan pendidikan pulang kampung, melakukan sesuatu di kampungnya demi perbaikan Indonesia di masa depan," katanya.
Jeffrey Mulyono menambahkan, pendidikan menjadi faktor penting untuk memperkecil kesenjangan yang masih terdapat di Indonesia. Pendidikan, dia menuturkan, terbukti dapat membantu banyak orang.