REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejumlah pedagang di Pasar Ciawi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, yang terdampak kebakaran pada Ahad (15/8) masih belum bisa kembali berjualan hingga Selasa (17/8). Sebab, aparat kepolisian masih melakukan investigasi di lokasi untuk mencari penyebab kebakaran.
Kepala UPTD Pasar Ciawi, Helen Wahyudi mengatakan, lokasi kebakaran masih ditutup oleh garis polisi. Masyarakat masih belum diperbolehkan masuk ke lokasi itu, termasuk para pedagang yang ingin mengambil barang dagangannya.
"Jadi masih kita tutup secara keseluruhan di Blok A Pasar Ciawi," kata dia saat dihubungi Republika, Selasa.
Helen menambahkan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan para pedagang untuk menentukan tindak lanjut operasional pasar. Namun, saat ini para pedagang disebut masih belum bisa diajak bermusyawarah karena masih dalam keadaan trauma.
Menurut dia, pihaknya juga masih fokus mendata kerugian akibat kebakaran itu. Petugas di lapangan disebut telah membuat posko pengaduan untuk para pedagang yang terdampak kebakaran. Posko itu akan mencatat kerugian yang dialami oleh masing-masing pedagang.
"Sampai sekarang kita belum bisa tentukan total kerugian, baru perkiraan. Para pedagang juga masih trauma untuk diajak bicara," ujar dia.
Dalam kebakaran itu, setidaknya terdapat 35 kios di dalam pasar dan 35 lapak pedagang kaki lima (PKL) terdampak. Diperkirakan, total kerugian akibat kebakaran itu mencapai Rp 3 miliar.
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Aszhari Kurniawan mengatakan, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan dalam kasus kebakaran tersebut. Menurut dia, jajarannya telah mengamankan TKP.
"Kita juga akan mendatangkan tim laboratorium forensik dari Polda untul melakukan olah TKP. Kita harapkan ada titik terang kebakaran itu terjadi," kata dia, Senin (16/8).