Selasa 17 Aug 2021 16:43 WIB

Kemenlu: WNI dan Staf KBRI di Afghanistan dalam Kondisi Aman

Kemenlu mengatakan kondisi WNI dan staf KBRI di Kabul, Afghanistan dalam kondisi aman

Rep: Fergi Nadira / Red: Bayu Hermawan
Ribuan warga Afghanistan bergegas meninggalkan kota Kabul.
Foto: Antara
Ribuan warga Afghanistan bergegas meninggalkan kota Kabul.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Qadir Jaelani mengatakan, bahwa kondisi warga negara Indonesia dan staf kedutaan besar (KBRI) di Kabul, Afghanistan dalam keadaan aman dan selamat menyusul kepanikan yang terjadi saat Taliban mengambil alih. Menurutnya, evakuasi WNI dan staf masih dimatangkan menilik perkembangan di negara tersebut.

"Kondisi mereka aman dan selamat, dan juga gedung KBRI kita di sana aman," ujar Dirjen Aspasaf tersebut saat wawancara dengan Republika.co.id, Selasa (17/8).

Baca Juga

Dia menegaskan, bahwa keselamatan WNI, termasuk staf KBRI Kabul, merupakan prioritas pada saat ini. Sementara untuk persiapan evakuasi terus dimatangkan apabila terjadi hal yang tak diinginkan di lapangan.

"Misi KBRI Kabul  akan tetap dijalankan dengan  tim esensial terbatas, sambil terus dilakukan pemantauan situasi keamanan di Afghanistan," katanya.

Menurut Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI di Luar Negeri Kementerian Luar Negeri RI, sejauh ini, ada 15 WNI di negara tersebut di luar staf KBRI Kabul. "Ada penambahan WNI karena ada WNI yang tidak lapor sebelumnya," kata Judha.

Abdul Qadir mengatakan, pemerintah RI juga masih memperhatikan dengan seksama perkembangan yang terjadi di Afghanistan terutama langkah Taliban dan janji-janji Taliban. Oleh karena itu Indonesia terus melakukan komunikasi intensif dengan semua pihak terkait, termasuk dengan perwakilan PBB dan Perwakilan Asing di Afghanistan.

"Kita masih menunggu, dan melihat perkembangan dinamika yang terjadi di lapangan, jadi sekali lagi kita masih menunggu," ujarnya.

Dia mengatakan, RI masih melihat langkah Taliban yang mengatakan dan berjanji akan membangun pemerintahan yang inklusif bagi rakyat Afghanistan. "Jadi sekali lagi, Indonesia berharap penyelesaian politik tetap dapat dilakukan melalui Afghan owned, Afghan-led," jelasnya.

Sementara itu Juru Bicara Kemenlu RI Teuku Faizasyah belum memberikan pernyataan terkait apakah Indonesia akan mengakui Taliban sebagai pemerintahan Afghanistan saat ini. Senada dengan Abdul Qadir, dia mengatakan, bahwa Indonesia tetap berharap penyelesaian politik dilakukan melalui  Afgan owned, Afghan-led.

Taliban dengan lekas berhasil menguasai wilayah-wilayah di seluruh Afghanistan. Seluruh jalur perbatasan mereka kuasai, hingga pada Ahad (15/8) Taliban berhasil menduduki ibu kota Kabul dan istana kepresidenan.

Namun demikian, Taliban menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menimbulkan pertumpahan darah dan akan membangun pemerintahan baru Afghanistan yang inklusif. Namun demikian, tetap saja warga Afghanistan dan para pengungsi panik dengan berkuasanya Taliban karena khawatir kelompok itu akan menerapkan kembali aturan syariat yang konservatif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement