REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Selasa (17/8) menyalahkan kepemimpinan Afghanistan karena gagal melawan Taliban. Menurutnya, Presiden Ashraf Ghani sebagai pemimpin negara telah membawa Afghanistan ke jurang tragedi.
"Pada akhirnya, kepemimpinan politik Afghanistan gagal melawan Taliban dan mencapai solusi damai yang sangat diinginkan warga Afghanistan. Kegagalan kepemimpinan Afghanistan ini menyebabkan tragedi yang kita saksikan hari ini,” kata Stoltenberg, dilansir Anadolu Agency, Rabu (18/8).
Stoltenberg mengakui bahwa sebagian pasukan keamanan Afghanistan telah bertempur dengan berani. Namun secara garis besar, Afghanistan telah mengalami sebuah keruntuhan militer dan politik dengan cepat.
Menurut Stoltenberg, aliansi militer perlu mengambil penilaian yang jujur dan adil atas kehadirannya selama dua dekade di Afghanistan. Dia juga menjelaskan bahwa, NATO menghadapi dilema tentang mengakhiri misi militer di Afghanistan. Mereka harus memilih antara risiko pengambilalihan Taliban atau pertempuran terbuka.
"Kami tidak pernah bermaksud untuk tinggal di Afghanistan selamanya,” ujar Stoltenberg, seraya menambahkan bahwa tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa Afghanistan tidak lagi menjadi tempat yang aman bagi teroris.
Stoltenberg meminta Taliban yang sekarang telah mengambil alih kekuasaan untuk bertanggung jawab. Mereka harus memperhatikan kesejahteraan masyarakat, menciptakan stabilitas, dan perdamaian.
Perang antara pasukan Taliban dan Afghanistan meningkat sejak pasukan asing mengumumkan untuk mundur dari negara itu. Taliban membuat kemajuan militer yang cepat, dan mengambil kendali atas ibu kota pada Ahad (15/8). Presiden Ghani melarikan diri dari Afghanistan ketika Taliban mulai mendekat ke Kabul.