REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah mengalokasikan anggaran sektor pariwisata sebesar Rp 3,7 triliun dalam RAPBN 2022. Adapun nilai itu naik 44,5 persen dari outlook 2021 sebesar Rp 2,6 triliun. Mengutip Buku Nota Keuangan 2022, kenaikan anggaran dilakukan sebagai salah satu sektor prioritas untuk mendukung pemulihan ekonomi.
“Pada 2022, bidang pariwisata akan tetap menjadi prioritas untuk mendukung pulihnya perekonomian nasional,” tulis penjelasan dalam Buku Nota Keuangan seperti dikutip Rabu (18/8).
Hal ini dipertegas dalam arah kebijakan dan prioritas nasional dalam RKP 2022. Pada Prioritas Nasional 1 tahun 2022 yaitu memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan, kebijakan pembangunan diarahkan untuk percepatan pemulihan ekonomi yang didorong pemulihan daya beli dan usaha, serta diversifikasi dan peningkatan nilai tambah, yang didukung reformasi iklim usaha. Salah satu strategi yang akan dilaksanakan di antaranya penguatan di bidang pariwisata.
Pemerintah optimistis sektor pariwisata akan kembali bangkit setelah hampir dua tahun ini babak belur dihantam pandemi. Dalam Buku Nota Keuangan tersebut dijelaskan, modal dasar pertumbuhan bidang pariwisata pada 2022 adalah program vaksinasi nasional.
Vaksinasi dipercaya akan membuat kondisi kesehatan di Indonesia dan negara-negara pasar wisatawan mancanegara membaik, serta mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat dalam negeri akan meningkat.
Pada 2022, anggaran fungsi pariwisata diarahkan antara lain untuk pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif pada aspek 3A (aksesibilitas, atraksi dan amenitas) dan 2P (promosi dan partisipasi pelaku usaha swasta) serta pengembangan destinasi wisata.
Selain itu anggaran juga akan digunakan untuk meningkatkan kualitas SDM pariwisata dan ekonomi kreatif. Pemerintah juga berencana melakukan pemulihan pasar pariwisata dan rebranding pariwisata dan ekonomi kreatif dalam rangka menghadapi pandemi Covid-19 menuju pasar pariwisata yang tangguh (resiliensi) dan berkelanjutan (sustainable).
Adapun kegiatan strategis yang akan dilaksanakan untuk mendukung kebijakan tersebut antara lain promosi, konferensi dan event antara lain melalui gerakan sadar wisata, anugerah kreasi Indonesia (AKI), anugerah dewa wisata Indonesia (ADWI), serta sertifikasi profesi dan SDM pariwisata dan ekonomi kreatif.
Selain itu pemerintah akan melakukan revitalisasi dan rebranding pariwisata Bali dan destinasi pariwisata unggulan lainnya juga menggenjot sektor meeting, incentive, convention, exhibition (MICE) dan penerapan standar CHSE di destinasi wisata.
Pemerintah juga menargetkan output prioritas fungsi pariwisata pada 2022 antara lain promosi dan event sebanyak 156 kegiatan, sertifikasi profesi dan SDM pariwisata dan ekonomi kreatif sebanyak 6.415 orang, fasilitasi dan Pembinaan Industri parekraf yang ditargetkan sebanyak 65 industri, dan fasilitasi dan pembinaan pelaku usaha, start-up, dan UMKM parekraf yang ditargetkan sebanyak 3.004 UMKM.