REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA-- Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Budiaman Sanusi mengakui, saat ini mayoritas sekolah di daerahnya sudah mulai kembali melaksanakan PTM. Namun, PTM di sekolah masih dilakukan secara terbatas.
"Sudah sejak Senin mayoritas sekolah melaksanakan PTM," kata dia, Rabu (18/8).
Ia mengingatkan kepada sekolah untuk benar-benar mematuhi aturan yang ada selama melaksanakan PTM. Penerapan prokes harus dilakukan secara ketat agar tak sampai ada kasus Covid-19 di sekolah. Setiap sekolah juga harus memiliki satuan tugas (satgas) internal untuk mengawasi aktivitas para siswa di sekolah.
Budiaman mengatakan, PTM di Kota Tasikmalaya baru kali pertama sejak pandemi Covid-19. Sebelumnya, pada April 2021, sekolah memang melaksanakan kegiatan tatap muka, tapi hanya untuk ujian sekolah. Sekolah di Kota Tasikmalaya sudah diperbolehkan melaksanakan PTM setelah daerah itu masuk kategori Level 3 dalam penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Salah satu sekolah yang sudah menggelar PTM yakni, SDN 2 Pengadilan. "Sesuai dengan instruksi dari dinas pendidikan, tatap muka di sini sudah mulai dari Senin (16 Agustus)," kata Kepala SDN 2 Pengadilan, Yeni Wiarni.
Kendati demikian, pelaksanan PTM di sekolah itu masih secara terbatas. Siswa yang dapat melakukan PTM di sekolah dijadwal agar masuk secara bergantian. Yeni menjelaskan, selama pekan pertama PTM dilaksanakan, hanya sekitar 30 persen siswa yang boleh datang. Apabila penerapannya dinilai sudah efektif, baru pekan selanjutnya jumlah siswa yang masuk ditambah menjadi 50 persen.
"Untuk pekan pertama ini, kita batasi 30 persen siswa yang masuk. Tapi ada juga yang 50 persen di kelas yang jumlah siswanya sedikit. Kalau itu sudah berhalan baik, berangsur kita naikkan menjadi 50 persen seluruhnya," ujar dia.
Yeni menambahkan, sebelum PTM dilaksanakan, pihaknya sudah melengkapi sarana dan prasarana terkait prokes, serta menyemprotkan disinfektan ke setiap ruangan di sekolah. Diharapkan, upaya itu dapat memaksimalkan pencegahan penularan Covid-19 di sekolah.
Pihak sekolah juga telah meminta persetujuan kepada masing-masing orang tua siswa sebelum melaksanakan PTM. "Alhamdulillah orang tua semua menyambut baik. Karena mungkin ini sudah ditunggu-tunggu," kata dia.
Kendati demikian, pihak sekolah juga tetap memberikan kesempatan bagi orang tua yang masih ingin anaknya belajar secara daring. Sebab, saat ini belum 100 persen atau sekutar 220 siswa yang ada di SDN 2 Pengadilan melaksanakan PTM dalam satu hari, melainkan dijadwal. Para guru juga masih memberikan materi secara daring kepada siswa yang belajar di rumah.
"Jadi sebagian siswa tidak PTM masih belajar daring secara. Guru juga setelah memberi pelajaran di sekolah, melanjutkan untuk memberi materi ke siswa yang belajar daring," kata Yeni.
Ia menjelaskan, para siswa di sekolahnya efektif belajar sejak pukul 07.30-11.00 WIB. Selama di sekolah para siswa hanya berada di dalam kelas. Selama masih pandemi, sekolah tidak memberikan waktu istirahat kepada siswa agar mereka tak berkumpul di luar kelas.
Para orang tua siswa juga diminta mengantar-jemput anaknya ke sekolah. Namun, orang tua hanya diperkenankan mengantar sampai depan gerbang, tak sampai masuk lingkungan sekolah. "Kalau ketahuan ramai, nanti malah ditutup lagi sekolahnya. Mangkanya kita minta semua sama-sama jaga agar sekolah bisa terus berjalan," kata dia.