Rabu 18 Aug 2021 12:08 WIB

Peringatan Proklamasi Ke-76 RI di Kantor Kemendikbudristek

Reformasi pendidikan akan dilanjutkan dengan fokus pada peningkatan kualitas SDM.

Mengenakan pakaian adat Bali, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengikuti Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia dari halaman kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Selasa (17/8).
Foto: istimewa
Mengenakan pakaian adat Bali, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengikuti Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia dari halaman kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Selasa (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mengenakan pakaian adat Bali, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengikuti Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia dari halaman kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Selasa (17/8). Upacara dipimpin  Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo di Istana Merdeka yang digelar secara terbatas dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. 

“Tujuh puluh enam tahun sudah kita merdeka dalam keberagaman. Mari terus memupuk dan menumbuhkan Indonesia dalam keberagaman sebagai keunggulan utama kita,” tulis Mendikbudristek pada akun media sosialnya yang diunggah usai upacara.

Mendikbudristek didampingi para pejabat eselon I, antara lain Pelaksana tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal, Ainun Na’im yang mengenakan pakaian adat Betawi; Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto mengenakan pakaian adat Dayak; Sementara Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen), Jumeri bersama dengan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Iwan Syahril sama-sama mengenakan pakaian adat Betawi.

Kemudian Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid mengenakan pakaian adat Nusa Tenggara Barat (NTB), Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam mengenakan pakaian adat Batak, Inspektur Jenderal, Chatarina Muliana Girsang mengenakan pakaian adat Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Anindito Aditomo mengenakan pakaian adat Jawa Tengah; serta Kepala Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, E. Aminudin Aziz mengenakan pakaian adat dari provinsi Jawa Barat.  

Sebelumnya, pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI dan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Senin (16/8), Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 telah memicu perubahan besar dalam kehidupan, mengembangkan cara-cara baru, meninggalkan kebiasaan lama yang tidak relevan, dan menerobos ketidakmungkinan. 

"Di tengah dunia yang penuh disrupsi sekarang ini, karakter berani untuk berubah, berani untuk mengubah, dan berani untuk mengkreasi hal-hal baru, merupakan fondasi untuk membangun Indonesia Maju," kata Kepala Negara.

Lebih lanjut, Presiden mengungkapkan sinergi dunia pendidikan dengan industri dan pengembangan kewirausahaan terus dipercepat melalui program Merdeka Belajar. "Hal ini diharapkan mengakselerasi kualitas sumber daya manusia (SDM) nasional, dan sekaligus meningkatkan daya saing industri dan produk dalam negeri," ungkapnya. 

Pembangunan SDM, jelas Presiden, tetap menjadi agenda prioritas Pemerintah. Indonesia harus bisa memanfaatkan bonus demografi dan siap menghadapi disrupsi teknologi. "Kita harus menyiapkan SDM yang produktif, inovatif, dan berdaya saing global dengan tetap mengamalkan nilai-nilai Pancasila, berakhlak mulia, dan menjaga jati diri budaya bangsa," tuturnya. 

Reformasi pendidikan akan dilanjutkan dengan fokus pada peningkatan kualitas SDM melalui penguatan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah penggerak, pemerataan sarana prasarana pendidikan, menyelesaikan mismatch pendidikan dengan penguatan pendidikan vokasi, pengembangan riset terapan dan inovasi yang tersambung dengan industri dan masyarakat, program magang dan teaching industry.

"Pemerintah berkomitmen untuk memperkuat investasi pemerintah di bidang pendidikan, antara lain mendukung perluasan program beasiswa, adopsi teknologi informasi dan komunikasi, pemajuan kebudayaan, penguatan perguruan tinggi kelas dunia, dan pengembangan riset dan inovasi," terang Kepala Negara.

Sementara itu, Mendikbudristek mengungkapkan bahwa pandemi telah mengubah cara anak-anak kita dalam belajar serta cara kita dalam bekerja. Perubahan yang terjadi memang tidak selalu nyaman, tetapi harus dapat diubah menjadi peluang untuk mewujudkan cita-cita. Harapan Indonesia untuk tumbuh menjadi negara dan bangsa yang unggul hanya bisa diraih jika setiap anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang berkualitas, tanpa belenggu, batasan, atau kekerasan. 

"Mari terus nyalakan semangat kemerdekaan dalam mendidik anak-anak, menciptakan karya dan inovasi, serta dalam membangun Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh,“ kata Nadiem. 

Mendikbudristek mengajak semua pihak bergotong royong untuk mewujudkan impian setiap anak Indonesia. "Dan seperti perjuangan mencapai kemerdekaan bangsa, gerakan mewujudkan Merdeka Belajar membutuhkan gotong royong semua lapisan masyarakat sebagai agen perubahan," katanya.

"Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ketujuh puluh enam. Mari serentak bergerak mewujudkan Merdeka Belajar," kata Mendikbudristek.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement