Ratusan Pohon di Sekitar Sungai Surabaya Terlilit Sampah
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bilal Ramadhan
Warga memungut sampah di pinggir pantai di kawasan Kedung Cowek, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (30/5/2021). Aksi bersih-bersih sampah yang diinisiasi oleh Tunas Hijau itu sebagai wujud kepedulian terhadap kebersihan lingkungan di kawasan pantai yang menjadi salah satu tujuan wisata di Surabaya. | Foto: ANTARA /Didik Suhartono
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kolaborasi puluhan pemuda pecinta alam bersama dengan komunitas perempuan peduli sungai melakukan kegiatan ekspedisi pohon plastik di kali Surabaya dengan menggunakan perahu kayu. Ekspedisi dimulai dari Kecamatan Wringinanom sampai Kecamatan Driyorejo.
Sepanjang perjalanan yang dilalui, tim ekspedisi menemukan banyak pohon plastik, yakni pepohonan yang terlilit sampah plastik. Tak hanya itu, mereka juga memergoki langsung masyarakat yang membakar sampah di bantaran sungai.
Tim menemukan setidaknya 500 pohon yang terlilit sampah plastik dan 97 timbul sampah. "Di sepanjang perjalanan, melihat banyak pohon yang telilit sampah plastik," ujar Shofi koordinator kampanye dari komunitas perempuan peduli sungai, Rabu (18/8).
Shofi juga mengungkapkan kesulitannya membersihkan lilitan sampah plastik dari pohon-pohon yang ditemui. Itu tak lain karena sampah plastik tersebut telah melilit kuat di batang-batang pohon.
"Bahkan pas saya ambil, seperti akar-akarannya juga ikut keambil. Jelas bahwa sampah plastik ini sudah mendiami pohon dalam kurun waktu yang cukup lama, karena selama itu tidak ada yang peduli," kata mahasiswa kesehatan masyarakat Universitas NU Surabaya ini.
Menurutnya, salah kelola sampah plastik menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya pepohonan yerlilit sampah plastik. Sekitar 85 persen penduduk desa tidak terlayani tempat sampah, terutama mereka yang tinggal di sekitar bantaran sungai.
Menurutnya, menjadi tugas dan kewenangan pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan sampah tersebut. "Selain perbaikan sistem persampahan di Indonesia, pohon-pohon plastik ini pun perlu diselamatkan. Jika dibiarkan akan menjadi ancaman bagi lingkungan dan manusia," ujarnya.