Mahasiswa UGM Buat Boneka Edukasi Konservasi Berbasis TI
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UGM. | Foto: Wahyu Suryana.
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta membuat boneka edukasi Fauna Nusantara (Fansa) untuk meningkatkan pemahaman konservasi fauna di Indonesia. Boneka edukasi itu terdiri dari tiga karakter yaitu Ates, Lagus, dan Thera.
Ketiga karakter itu merupakan representasi dari Owa Jawa, Kanguru Pohon, dan Harimau Sumatra yang masuk kategori satwa di Indonesia yang terancam punah. Boneka Fansa itu lahir dari tangan kreatif lima mahasiswa UGM.
Mereka merupakan Achmaludin Taufan Azmi dari Fakultas Kehutanan, Aulia Nur Fajriyah dari Fakultas Teknik, Bagus Dwiantara dari Fakultas Kehutanan, Aulia Putri Hijriyah dari Fakultas Ilmu Budaya, dan Rendy Nu’man Pradana dari FMIPA.
Taufan mengatakan, Fansa boneka edukasi konservasi satwa endemik langka pertama Indonesia yang dilengkapi dengan teknologi informasi. Selain memberi gambaran fisik satwa dalam bentuk boneka dan menambahkan teknologi Augmented Reality.
"Boneka ini juga menunjukkan materi edukasi di dalam website berupa artikel dan video singkat yang mudah dipahami. Boneka edukasi dilengkapi dengan kartu AR dan kartu QR edukasi yang dikaitkan kepada boneka," kata Taufan, Selasa (17/8).
Dalam kartu itu berisi informasi mengenai berbagai fakta unik terkait konservasi satwa di Indonesia baik melalui aplikasi maupun website. Ketiga boneka dirancang mengenakan scarf yang bertuliskan #Save #Forest #Save (Nama Satwa Endemik).
Boneka Fansa dilengkapi leaflet menjelaskan produk dan konservasi satwa. Misal, Ates melambangkan hewan endemik dari Jawa yang terancam punah. Lalu, Lagus dan Thera merepresentasi hewan endemik Papua dan Sumatra yang juga terancam punah.
"Gagasan pembuatan boneka Fansa lahir melalui program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan UGM 2021. Boneka ini hadir sebagai sarana edukasi bagi masyarakat terkait konservasi satwa," ujarnya.
Dalam produksi Fansa mereka bekerja sama produsen boneka DIY, sehingga mendukung perekonomian lokal. Lalu, pemasaran banyak dilakukan daring sistem pre-order melalui Instagram, Facebook, dan marketplace seperti Shopee dan Tokopedia.