Sambut 17 Agustus, Manaqib Budaya Digelar di Peace Village
Red: Fernan Rahadi
Yenny Wahid | Foto: Republika/Prayogi
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Hari Kemerdekaan RI, Selasa (17/8) lalu salah satunya diisi dengan kegiatan Manaqib Budaya. Ajang yang digelar di Peace Village, Taraman, Sleman DIY tersebut menjadi momen bagi sejumlah legenda seni untuk berkreasi dan berbagi dengan masyarakat.
Dimulai dari Landung Simatupang yang membacakan puisi “Selamat Pagi Indonesia” dari Sapardi Djoko Damono. Meski sudah berusia 69 tahun, Landung tak kehilangan magisnya. Berbinar dan bergerak teatrikal dalam membaca Selamat Pagi, dan sangat menghentak dan berderap ketika membacakan puisi "Rakyat" karya Hartoyo Andangjaya dan "Antigen" karya FX Rudi Gunawan.
Yang lebih istimewa, ini adalah performance art publik pertama Landung setelah lebih dari lima tahun. "Sungguh sore yang membahagiakan," kata Landung, yang kemarin sore ditemani oleh Ina, istrinya. Dia juga menikmati pertemuan dengan teman-teman lamanya. Mulai dari Bambang Paningron, FX Rudi Gunawan, Garin Nugroho, Nasirun, dan masih banyak lagi.
Setelah Landung, Yenny Wahid selaku tuan rumah, melantunkan lagu kreasi sendiri "Pancasila". Kemudian dilanjutkan talkshow Yenny Wahid dan Garin Nugroho yang bertema berdaya Bersama mentransformasi semangat kemerdekaan menjadi energi positif.
"Ini adalah eranya kolaborasi. Juga terjadi transformasi ruang bermain karena kondisi," kata Garin yang merupakan sutradara papan atas tersebut. Dia juga menceritakan bagaimana negara-negara Eropa sudah melakukan crowd test, dan di sana terjadi saling berbagi bagaimana survive dalam menghadapi pandemi ini.
Selanjutnya, Yenny menyebut ada tiga hal yang harus menjadi perhatian. Yakni, disrupsi, lingkungan, dan emosi. "Lihat saja bagaimana pandemi mendisrupsi kehidupan kita. Tak peduli rasnya apa, agamanya apa, semuanya menghadapi masalah yang sama. Harus dihadapi bersama," katanya.
Soal emosi, Yenny mencontohkan mengenai bagaimana media sosial mengaduk-aduk emosi warga. Maka, harus dibutuhkan sebuah upaya untuk mengurangi dampak dari buruknya cara bermedia sosial.
Acara kemarin juga menampilkan putri sulung Yenny Wahid, Maica Aurora Madura, yang menyanyikan Bagimu Negeri. Dilanjutkan dengan Yenny kembali menyanyikan dua lagu gubahan sendiri, Roso Pangroso dan Jogja. Lagu Jogja menjadi lagu di penghujung acara, dan dinyanyikan bersama semua yang menjadi penampil. Yenny duduk di samping Nasirun, dan membagikan naskah teksnya.
Salah satu puncak dari manaqib kemarin adalah tampilnya dua perupa papan atas, Nasirun dan Jumaldi Alfi. Tidak hanya sekedar talkshow, mereka juga melakukan finishing terhadap lukisan kolaborasi mereka yang bertajuk "Ibu Pertiwi". "Hasil lukisan ini sepenuhnya akan disumbangkan untuk membantu warga yang terdampak pandemi," kata Nasirun. "Ibu pertiwi sedang menangis, dan inilah yang menjadi dasar dari kami untuk berkolaborasi," kata Alfi.