Rabu 18 Aug 2021 18:16 WIB

Hari Pemuda Internasional, UNESCO Gelar Wastra Nusantara

Industri mode global sedang diarahkan agar tetap ramah lingkungan.

Salah satu kegiatan yang digelar di Wastra Nusantara Virtual Market, Rabu (18/8).
Foto: Dok. Web
Salah satu kegiatan yang digelar di Wastra Nusantara Virtual Market, Rabu (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperingati Hari Pemuda Internasional (International Youth Day) 2021, UNESCO yang merupakan organisasi PBB untuk pendidikan, sains dan kebudayaan menggelar Wastra Nusantara Virtual Market. Kegiatan yang digelar pada Rabu (18/8) ini merupakan hasil kerjasama dengan Citi Indonesia.

Wastra Nusantara Virtual Market diisi oleh para wirausahawan muda yang berjuang melestarikan kerajinan leluhur mereka seperti batik, seraya memadukan praktik tradisional dan kontemporer untuk melestarikan lingkungan. Karya-karya mereka berhasil menciptakan mata pencaharian warga sekitar sekaligus membantu masyarakat di masa sulit akibat pandemi yang menghancurkan banyak usaha mikro, kecil, dan menengah.

Programme Specialist for Culture UNESCO Jakarta Moe Chiba mengatakan, dalam kegiatan ini, audiens akan mendapat pengetahuan seputar wastra tradisional seperti batik, ulos, tenun Lombok, tenun Endek, dan Lurik. Selain itu, kata dia, audiens dapat langsung memesan dan memiliki wastra eco-print dan produk-produk fesyen yang akan ditampilkan para wirausaha muda tersebut selama acara ini digelar. 

"Kreativitas adalah tentang menggabungkan disiplin dan ide yang ada dengan sentuhan tak terduga. Wirausaha muda di Indonesia melakukan hal tersebut dengan menghembuskan kehidupan baru pada wastra tradisional, dan menjadikan mode sebagai agen pembangunan lokal," kata dia dalam keterangan resminya, Rabu.

Industri mode global sedang berada di bawah pengawasan yang makin ketat atas praktik-praktik tidak ramah lingkungan dan kondisi tenaga kerja eksploitatif. Dengan latar belakang ini wirausaha muda di Indonesia menemukan cara memastikan industri tata busana selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals). "Yakni dengan mengangkat warisan budaya, memanfaatkan pewarna alami, serta mendukung inklusi keuangan perempuan dan pendapatan keluarga," kata dia.

Kepala Perwakilan PBB di Indonesia Valerie Julliand mengatakan, Indonesia adalah salah satu produsen tekstil terbesar dunia dan industri tata busana memperkerjakan sekitar 3,7 juta penduduk Indonesia. "Seiring usaha kita untuk pulih dari pandemi Covid-19, inovasi yang diinisiasi kaum muda sangat penting untuk membangun industri fesyen yang lebih berkelanjutan dan inklusif," kata dia.

Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, hampir seperempat penduduk Indonesia terdiri dari kaum muda berusia antara 16 dan 24 tahun, ini sekitar 64,5 juta penduduk. Mereka inilah kelak di tahun 2030, akan menjadi tenaga kerja utama di Indonesia.

Bagi Nina Penenun, kelompok penenun dari Lombok Timur yang anggotanya merupakan penerima manfaat dari proyek UNESCO, perwujudan fesyen berkelanjutan lebih dari sekadar mempromosikan praktik yang ramah lingkungan seperti misalnya pewarnaan alami. 

“Kelompok Nina Penenun juga menerapkan pendekatan fashion zero-waste dengan memberdayakan lansia untuk mengolah benang-benang sisa tenun menjadi selendang yang kami sebut Rerempek. Dari sisi ekonomi, kelompok kami juga telah berhasil membebaskan warga yang rentan dari rentenir,” kata Dewi Handayani, salah satu anggota kelompok yang bekerja di  Desa Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur.

Para desainer muda yang akan menampilkan desain mereka adalah peserta program Creative Youth at Indonesian Heritage Sites, atau lebih dikenal dengan Kita Muda Kreatif. Program dari UNESCO Jakarta dan Citi Indonesia serta didukung Citi Foundation tersebut memberikan pendampingan peningkatan kapasitas bisnis pada sekitar 400 wirausaha muda yang tinggal di sekitar situs warisan dunia UNESCO serta beberapa destinasi wisata superprioritas Indonesia lainnya.

Country Head for Corporate Affairs Citi Indonesia Puni A. Anjungsari mengatakan, di antara kegiatan-kegiatan dukungan pemulihan bisnis wirausaha muda yang telah dilakukan, 'Kita Muda Kreatif' memberikan pelatihan pemasaran daring dan kesempatan mempertemukan para peserta program dengan publik melalui berbagai acara dan kegiatan. 

“Virtual Market ini merupakan cara inovatif menjawab tantangan pemasaran yang dihadapi perajin muda Indonesia selama masa pandemi,” ungkap dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement