Rabu 18 Aug 2021 18:36 WIB

Vaksin Merah Putih Unair Diklaim Menjanjikan

Uji preklinik fase 1 vaksin Merah Putih menunjukan kinerja yang baik.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham Tirta
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih.
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin Merah Putih masih terus dikembangkan Universitas Airlangga (Unair). Vaksin Covid-19 buatan dalam negeri ini diklaim menjanjikan dan kini ada di fase uji preklinik tahap kedua.

Ketua peneliti vaksin Merah Putih dari Unair, Fedik Abdul Rantam menjelaskan, vaksin sudah sampai tahap uji preklinis tahap I dan II. Dalam uji preklinis fase I, mereka menemukan hasil yang baik dari sisi imunogenisitas dan keamanannya. Toksisitas di dalamnya juga baik dan pendekatan respons imunnya tidak hanya respons humoral melainkan seluler.

"Menghasilkan sesuatu yang menjanjikan. Ini yang menjadi dasar kami mengembangkan fase preklinik kedua yang sekarang sedang berjalan," katanya saat konferensi virtual Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bertema Penyerahan Sertifikat cara pembuatan obat yang baik (CPOB/GMP) Fasilitas Fill&Finish Vaksin Covid-19 kepada PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia, Rabu (18/8).

Untuk sementara, pihaknya mencatat beberapa respons imun seluler kemudian antibodi vaksin yang menunjukkan tren yang lebih baik. Fedik melanjutkan, dosis vaksin yang diberikan sejauh ini berfungsi. Pihaknya berharap vaksin itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia sehingga bisa menimbulkan antibodi yang lebih baik.

Unair terus memantau uji preklinis yang saat ini belum bisa memberikan hasil secara keseluruhan karena penelitiannya belum selesai. Oleh karena itu, pihaknya mengakui kerja sama dengan perusahaan farmasi swasta PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia perlu komitmen bersama.

Pihaknya menilai, komitmen PT Biotis sangat tinggi karena biaya vaksin yang menggunakan platform inactived virus itu jauh lebih besar. Mereka memerlukan sarana prasarana yang terstandar nasional dan internasional, termasuk GMP.

Karena itu, pihaknya juga berkomitmen vaksin tidak berhenti dipantau usai diproduksi. Kejadian di lapangan sangat perlu dilihat. Oleh karena itu, pihaknya mengakui redesain juga perlu disiapkan karena untuk pengembangan vaksin.

"BPOM mendukung luar biasa dengan berbagai kegiatan workshop dan sebagainya, kemudian kami ikuti sangat-sangat memberikan petunjuk pada kami," katanya.

Ia mengakui, perhatian itu membuat pihaknya lebih percaya diri untuk mengetahui kurangnya dimana dan harus bagaimana. Sehingga, Unair semakin terpadu dengan PT Biotis dan bisa mengembangkan vaksin sampai saat ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement