REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok Palestina di Gaza, Hamas, mengeluarkan pernyataan yang menyinggung kekalahan Amerika Serikat seusai Taliban mengambilalih pemerintahan Afghanistan. Hamas menyatakan, penguasaan Taliban atas Afghanistan merupakan kekalahan Amerika di Afghanistan.
"Selamat kepada para Muslim Afghanistan atas kekalahan pendudukan Amerika di semua tanah Afghanistan. Kami ucapkan selamat kepada gerakan Taliban dan kepemimpinannya yang berani atas kemenangan ini," kata Hamas dalam pernyataannya, dilansir dari Newsmax, Rabu (18/8).
Selain memuji Taliban atas kemenangannya terhadap Amerika di Afghanistan, Hamas juga menyebut matinya pendudukan Amerika di Afghanistan adalah bukti bahwa rakyat Palestina yang tengah berjuang akan mencapai kemenangan.
"Runtuhnya pendudukan Amerika dan sekutunya membuktikan bahwa perlawanan rakyat terutama rakyat Palestina akan mencapai kemenangan," kata Hamas dalam pernyataan tersebut.
Hamas juga menyampaikan Taliban telah mencapai puncak perjuangan panjangnya selama 20 tahun terakhir. Hamas menekankan harapannya agar orang-orang Muslim Afghanistan dan kepemimpinannya sukses dalam mencapai persatuan, stabilitas, dan kemakmuran bagi Afghanistan serta rakyatnya.
Baca juga : Taliban Serang Warga Hendak Kibarkan Bendera Afghanistan
April lalu, Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa pasukan Amerika akan keluar sepenuhnya dari Afghanistan pada 11 September. Namun selama akhir pekan, kabar tentang kepergian Amerika yang terakhir menyebar dengan cepat, yang mengarah pada penggulingan cepat pemerintah Afghanistan di Kabul.
Warga yang panik segera membanjiri landasan Bandara Internasional Kabul. Beberapa bahkan mati-matian berpegangan pada sebuah pesawat dengan harapan terakhir mereka untuk melarikan diri dari kekuasaan Taliban.
Dalam konferensi pers Gedung Putih, penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, mengatakan, terlalu dini untuk mengakui Taliban sebagai kekuatan pemerintahan yang sah saat ini di Afghanistan, menambahkan bahwa keputusan pada akhirnya akan terserah pada Taliban.
"Saat ini, ada situasi kacau di Kabul di mana kami bahkan tidak memiliki otoritas pemerintahan. Jadi, terlalu dini untuk menjawab pertanyaan itu," kata Sullivan.