REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Kepolisian India menandai anggota parlemen dari Partai Samajwadi, Shafiqur Rehman Barq, terkait komentarnya yang membela Taliban dalam mengambil alih pemerintahan Afghanistan. Barq berkomentar menyamakan langkah Taliban dengan perjuangan kemerdekaan India.
Inspektur Polisi Chakresh Mishra mengatakan, Barq melanggar KUHP India bagian 124A terkait hasutan menyusul adanya pengaduan dari pemimpin Partai Bharatiya Janata (BJP) Rajesh Singhal. BJP sendiri saat ini merupakan partai penguasa India. "Pernyataan kontroversial Barq masuk dalam kategori hasutan," kata Singhal dalam pengaduannya, dilansir dari Outlook India, Rabu (18/8).
Barq juga didakwa dengan pasal 153A terkait upaya mempromosikan permusuhan antara kelompok yang berbeda atas dasar agama, ras, tempat lahir, tempat tinggal, bahasa dan 295A yaitu terkait tindakan yang disengaja dan jahat, dimaksudkan untuk membuat marah perasaan agama dari kelas mana pun dengan menghina agamanya, atau keyakinan agama.
Selain Barq, dua orang lainnya yang juga anggota Partai Samajwadi, Mohammad Muqueem dan Chaudhary Faizan, ikut ditahan terkait perkara yang sama. Keduanya ditahan setelah mengunggah materi di media sosial untuk mendukung Taliban.
Barq sebelumnya menyampaikan bahwa Taliban ingin membebaskan negara mereka dan itu adalah masalah internal Afghanistan. Dia menyebut Taliban sebagai kekuatan yang tidak mengizinkan Rusia atau Amerika Serikat untuk membangun di Afghanistan. "Dan sekarang mereka ingin menjalankan negara mereka sendiri," kata dia.
Baca juga : Anggota Taliban yang Kagum Lihat Perubahan Afghanistan
Barq juga menuturkan, ketika India berada di bawah Pemerintahan Inggris, seluruh negara berjuang untuk merdeka. "Mereka ingin bebas. Ini urusan pribadi mereka. Bagaimana kita bisa ikut campur?," kata legislator SP itu tentang perkembangan di Afghanistan.
Barq mengatakan Afghanistan ingin menjalankan negara mereka sendiri dengan cara yang mereka inginkan. Namun pernyataan tersebut menuai kritik tajam dari Ketua Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath.
Di dewan legislatif negara bagian, Adityanath mengecam anggota parlemen oposisi. "Dia tanpa malu mendukung Taliban. Itu berarti mendukung tindakan biadab mereka. Kami adalah demokrasi parlementer. Ke mana arah kami? Kami mendukung orang-orang yang menodai kemanusiaan," tambah Adityanath.
Sementara itu, Wakil Ketua Menteri Keshav Prasad Maurya mengatakan, jika pernyataan seperti ini disampaikan, maka tidak ada perbedaan antara orang tersebut dan Imran Khan. Di sisi lain, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan pada Senin kemarin memberikan sinyal dukungan atas pengambilalihan Kabul oleh Taliban. Dia mengatakan Afghanistan telah mematahkan belenggu perbudakan.
Baca juga : 3 Fakta Iran dan Taliban Pernah Bermusuhan Hingga Perang