Rabu 18 Aug 2021 23:15 WIB

Indonesia Lakukan Riset Pengembangan Pesawat Listrik

Pesawat bertenaga listrik yang dikembangkan saat ini masih menggunakan baterai besar.

Pesawat terbang (Ilustrasi)
Foto: VOA
Pesawat terbang (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia siap mengembangkan model pesawat terbang bertenaga listrik yang kini penelitiannya sedang dan terus dilakukan. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pengembangan pesawat terbang bertenaga listrik bakal memicu penurunan harga tiket pesawat.

Menhub Budi menyampaikannya ketika menjadi pembicara kunci dalam monthly meeting yang digelar Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) dan peluncuran edisi perdana majalah Air Power Magz.

Baca Juga

"Kegiatan penelitian yang mengembangkan pesawat udara bertenaga listrik sedang dan terus dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya dapat menurunkan emisi C02, biaya operasional dan biaya lebih rendah, sehingga berdampak pada penurunan harga tiket," tutur Menhub, melalui siaran pers, Rabu (18/8).

Ia menyampaikan, Indonesia sebagai negara kepulauan, industri penerbangannya memiliki peran utama dalam membangun konektivitas. Selain itu, industri penerbangan juga merupakan penggerak nadi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Untuk itu, industri penerbangan di Indonesia perlu dan terus melakukan berbagai terobosan dan inovasi. "Seiring dengan perkembangan dan tantangan yang dihadapi, industri penerbangan perlu melakukan berbagai terobosan dan inovasi termasuk, mengembangkan teknologi yang efektif, efisien dan ramah lingkungan," ucapnya.

Kendaraan listrik sebetulnya sudah mulai digunakan pada 1900-an, dengan Baker Electric sebagai salah satu produsen yang mengkomersialisasikan, Namun, kemudian tergantikan oleh mesin bakar. Pada saat ini, kendaraan listrik kembali mulai populer yang sejatinya merupakan pengembangan teknologi lama tersebut, di mana saat ini teknologi untuk baterai dan motor listrik telah berkembang sangat jauh.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto menyebutkan, kendaraan darat mulai menggunakan tenaga listrik, baik mobil, kendaraan besar (bus) sepeda, sekuter, dan sepeda motor listrik, termasuk pesawat terbang yang diharapkan kemudian beralih seluruhnya menggunakan kendaraan berbasis listrik. Dia menyebutkan, pesawat udara bertenaga listrik yang telah dikembangkan saat ini, masih menggunakan baterai berukuran besar.

Hal ini berdampak pada berat pesawat udara lebih berat dibandingkan pesawat udara menggunakan mesin berbahan bakar fosil (konvensional).Teknologi baterai yang berkembang saat ini belum mampu digunakan untuk penerbangan dengan jarak tempuh jauh dengan waktu terbang lama.

Teknologi baterai yang digunakan saat ini belum dapat digunakan untuk menghasilkan kecepatan setara pesawat udara yang menggunakan bahan bakar fosil (konvensional). Sementara, Chief Engineer dari Elektrik Car LLC Danet Suryatama PhD mengatakan, untuk elektrifikasi sebuah kendaraan baik itu pesawat terbang maupun mobil, tidak harus menggunakan baterai sepenuhnya, tetapi bisa dikombinasikan menggunakan hidrogen.

 

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement