Kamis 19 Aug 2021 07:10 WIB

Kemenhub Tingkatkan Keselamatan Angkutan Penyeberangan

Sinergi dengan BMKG sangat diperlukan untuk menjaga aspek keselamatan

Rep: rahayu subekti/ Red: Hiru Muhammad
Bus angkutan penumpang tertahan di Pelabuhan ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (14/7/2021). Pelabuhan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk dan sebaliknya mulai Rabu 14 Juli tidak melayani penumpang pejalan kaki, bus dan kendaraan pribadi pada malam hari selama masa PPKM Darurat untuk membatasi pergerakan penumpang Jawa-Bali pada masa pandemi COVID-19.
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Bus angkutan penumpang tertahan di Pelabuhan ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (14/7/2021). Pelabuhan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk dan sebaliknya mulai Rabu 14 Juli tidak melayani penumpang pejalan kaki, bus dan kendaraan pribadi pada malam hari selama masa PPKM Darurat untuk membatasi pergerakan penumpang Jawa-Bali pada masa pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Perhubungan bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berkomitmen untuk memperkuat sinergitas. Khususnya dalam rangka meningkatkan keselamatan transportasi angkutan penyeberangan.

“Dukungan informasi iklim dan cuaca dari BMKG sangat penting peranannya dalam transportasi, dalam rangka meningkatkan aspek keselamatan, guna mencegah terjadinya korban jiwa dan kerugian,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (18/8). 

Budi menjelaskan, pelaksanaan fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran angkutan sungai, danau, dan penyeberangan (ASDP) saat ini menjadi tugas dari Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub. Hal tersebut dilakukan melalui Direktorat Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan.

“Mulai 1 Juni 2021, pelaksanaan keselamatan dan keamanan pelayaran ASDP menjadi tugas dari Ditjen Perhubungan Darat, yang sebelumnya dilaksanakan oleh Ditjen Perhubungan Laut,” tutur Budi. 

Budi mengungkapkan, saat ini terdapat 238 pelabuhan yang direncanakan melayani angkutan penyeberangan. Saat ini sudah ada 208 pelabuhan yang sudah melayani angkutan penyeberangan.

"Dengan adanya pengembangan jaringan pelayanan penyeberangan melalui konsep sabuk lintas berpotensi untuk menjangkau 2.342 pulau berpenghuni dan 31 pulau kecil terluar yang berpenghuni," jelas Budi. 

Untuk itu, menurutnya sinergi dengan BMKG sangat diperlukan untuk menjaga aspek keselamatan dari angkutan penyeberangan. Budi mengatakan terdapat beberapa hal yang diharapkan Kemenhub dari BMKG untuk meningkatkan aspek keselamatan angkutan penyeberangan. 

Salah satunya yakni pemasangan alat atau sensor observasi cuaca maritime AWS dan HF Radar pada pelabuhan penyeberangan. Selain itu juga penempatan petugas BMKG pada pelabuhan yang padat aktivitas dan berada pada area rawan perubahan cuaca ekstrem.  

Sementara itu, Budi mengtakan Kemenhub juga perlu meningkatkan fungsi stasiun atau local port service (LPS) untuj melayan pengaturan kapal. Selain itu juga menjadi pusat informasi cuaca maritim di pelabuhan penyeberangan.“Saya meminta kepada seluruh stakholder pelabuhan penyeberangan agar senantiasa bersikap waspada, sigap, patuh dan disiplin dalam menjaga aspek keselamatan dan keamanan angkutan penyeberangan kita. Sehingga masyarakat pengguna jasa merasa aman menggunakan angkutan penyeberangan,” kata Budi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement