Kamis 19 Aug 2021 07:59 WIB

Ghani: Saya tak Ingin Digantung Sebagai Seorang Presiden

Ghani mengaku tidak takut mati dan berjanji akan pulang ke Afghanistan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
FILE - Dalam file foto 21 Maret 2021 ini, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berbicara dalam upacara merayakan Tahun Baru Persia, Nowruz di istana kepresidenan di Kabul, Afghanistan. Presiden Afghanistan yang diperangi meninggalkan negara itu pada hari Minggu, 15 Agustus 2021, bergabung dengan warga negaranya dan orang asing dalam penyerbuan yang melarikan diri dari Taliban yang maju dan menandakan berakhirnya eksperimen Barat selama 20 tahun yang bertujuan untuk membangun kembali Afghanistan.
Foto: AP/Rahmat Gul
FILE - Dalam file foto 21 Maret 2021 ini, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berbicara dalam upacara merayakan Tahun Baru Persia, Nowruz di istana kepresidenan di Kabul, Afghanistan. Presiden Afghanistan yang diperangi meninggalkan negara itu pada hari Minggu, 15 Agustus 2021, bergabung dengan warga negaranya dan orang asing dalam penyerbuan yang melarikan diri dari Taliban yang maju dan menandakan berakhirnya eksperimen Barat selama 20 tahun yang bertujuan untuk membangun kembali Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah bersumpah akan kembali ke negaranya untuk melanjutkan perjuangan demi hak dan nilai-nilai rakyat. Dalam pernyataan perdana melalui video, Ghani memberikan dukungan untuk pembicaraan yang sedang berlangsung dengan Taliban oleh mantan Presiden Hamid Karzai dan perunding perdamaian terkemuka Abdullah Abdullah.

“Saya bangga dengan pasukan keamanan kami, mereka belum dikalahkan, kami kalah di front politik. Itu adalah kegagalan kepemimpinan pemerintah, kepemimpinan Taliban dan masyarakat internasional.  Itu adalah kegagalan proses perdamaian," kata Ghani, dilansir Anadolu Agency, Kamis (19/8).

Baca Juga

Ghani meninggalkan Afghanistan ketika Taliban menguasai ibu kota Kabul, setelah pasukan pemerintah Afghanistan melarikan diri atau menyerah. Ghani menyatakan, dia meninggalkan Afghanistan untuk menghindari pertumpahan darah di Kabul.  

"Saya sedang berkonsultasi untuk kepulangan saya ke Afghanistan sehingga saya dapat melanjutkan upaya untuk keadilan, nilai-nilai Islam dan nasional yang sejati," kata Ghani.

Dia mengaku tidak berniat untuk melarikan diri dari negara atau hidup di pengasingan. Ghani menepis tuduhan bahwa dia melarikan diri dengan membawa uang tunai dalam jumlah besar. Menurutnya, tuduhan tersebut merupakan upaya pembunuhan karakter.

“Anda dapat memverifikasi ini dengan Bea Cukai UEA. Saya tidak punya waktu untuk mengganti sepatu saya. Keamanan saya meminta saya untuk pergi karena ada ancaman yang akan segera terjadi kepada saya sebagai kepala negara,” kata Ghani.

Baca juga : Kelompok Aliansi Utara Siap Melawan Taliban

Ghani mengatakan, dia ingin mentransfer kekuasaan secara damai dengan Taliban. Namun ada sebuah ancaman yang membuatnya terpaksa pergi dari Afghanistan, ketika Taliban menguasai Kabul.

 “Saya diberitahu bahwa Taliban ada di Kabul. Ada kesepakatan bahwa Taliban tidak akan memasuki Kabul. Tapi mereka melakukannya. Saya tidak ingin digantung, karena sebagai presiden, saya adalah kehormatan Afghanistan.  Saya tidak takut mati," kata Ghani.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement