REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Gelandang Newcastle United Joe Willock mengaku hampir setiap hari mendapatkan pesan ataupun unggahan bernada rasialis via akun media sosial miliknya. Perusahaan penyedia platform sosial media, tutur Willock, juga belum secara serius memerangi unggahan, pesan, ataupun ujaran kebencian berbasis ras ataupun agama yang tersebar di sosial media.
Pemain yang direkrut the Magpies secara permanen dengan nilai transfer mencapai 20 juta poundsterling itu mengaku terus mendapatkan pesan bernada rasial di akun sosial media miliknya. Bahkan, gelandang berusia 21 tahun itu juga kerap mendapatkan pesan secara langsung yang berisi ujaran kebencian.
"Tidak banyak yang bisa kita lakukan. Anda hanya perlu mengabaikannya. Saya kira, Instagram, Facebook, ataupun Twitter belum menunjukan upaya yang serius untuk memberantas hal-hal seperti itu," kata Willock seperti dilansir BBC, Kamis (19/8).
Pesan-pesan ataupun unggahan tersebut, kata Willock, terkadang sangat menyakitkan. Jebolan akademi Arsenal itu akhirnya lebih memilih menghiraukan pesan-pesan tersebut.
"Pada saat ini, satu-satunya hal yang bisa Anda lakukan adalah menghiraukan pesan-pesan tersebut dan segera melupakannya," ujar pemain yang mengemas delapan gol buat Newcastle United saat melakoni masa peminjaman pada paruh kedua Liga Primer Inggris musim lalu tersebut.
Berbeda dari sejumlah pesepak bola ataupun mantan pesepak bola yang memutuskan untuk tidak lagi aktif menggunakan media sosial, Willock memilih jalan sebaliknya. Langkah ini terpaksa diambil Willock agar tetap terhubung dengan para fan yang mendukungnya dalam setiap laga.
"Jika Anda sama sekali terputus dari media sosial, Anda akan kehilangan hubungan dengan para penggemar. Mereka ingin melihat apa yang saya lakukan setiap hari. Mereka akhirnya memiliki hubungan dengan saya, yang mungkin tidak dapat didapatkan pada kehidupan nyata. Saya juga tidak mau kehilangan koneksi dengan para suporter,'' kata penggawa timnas Inggris U-21 tersebut.