Kamis 19 Aug 2021 16:19 WIB

Hari Asyura, Sejarah dan Ritual-ritualnya

Tanggal 10 Muharram disebut dengan hari Asyura.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Hari Asyura, Sejarah dan Ritual-ritualnya. Seorang petugas polisi berjaga-jaga selama bulan suci Muharram, bulan pertama dalam Kalender Islam, di Peshawar, Pakistan, 17 Agustus 2021. Muslim Syiah sedang menjalankan bulan suci Muharam, klimaks Muharram tercapai pada hari kesepuluh dengan menandai festival Asyura, memperingati kesyahidan Imam Hussain, cucu Nabi Muhammad, dalam pertempuran Karbala, Irak, pada abad ketujuh.
Foto: EPA-EFE/BILAWAL ARBAB
Hari Asyura, Sejarah dan Ritual-ritualnya. Seorang petugas polisi berjaga-jaga selama bulan suci Muharram, bulan pertama dalam Kalender Islam, di Peshawar, Pakistan, 17 Agustus 2021. Muslim Syiah sedang menjalankan bulan suci Muharam, klimaks Muharram tercapai pada hari kesepuluh dengan menandai festival Asyura, memperingati kesyahidan Imam Hussain, cucu Nabi Muhammad, dalam pertempuran Karbala, Irak, pada abad ketujuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muharram dianggap sebagai satu dari bulan istimewa dalam kalender Islam yang menandai dimulainya Tahun Baru Islam. Namun, salah satu harinya, hari ke-10 atau Asyura dikenal menjadi waktu yang paling istimewa di bulan ini karena berbagai peristiwa bersejarah dan ritual spesial yang hanya dilakukan saat Muharram. 

Sebenarnya apa itu Asyura? Ritual apa saja yang dilakukan oleh orang-orang di waktu ini?

Baca Juga

Dilansir dari First Post.com, Rabu (18/8), tanggal 10 Muharram disebut dengan hari Asyura, mengacu pada bilangan bahasa arab di tanggal ini. Asyura juga sangat dikenal karena hari ini menandai wafatnya putra Ali bin Abi Thalib, yang juga cucu Nabi Muhammad SAW, Husain RA. Ia meninggal secara syahid dalam Pertempuran Karbala pada 680 Masehi.

Dalam sejarah Islam awal, diketahui konflik terjadi setelah kematian Nabi tentang siapa yang akan menggantikannya. Beberapa mendukung Ali bin Abi Thalib karena ia adalah sepupu serta menantu Nabi Muhammad SAW.  Mereka percaya kekhalifahan harus tetap berada dalam keluarga Nabi. Pendukung ini yang nantinya dikenal sebagai umat Syiah.

Namun, suatu hari Ali dibunuh oleh lawannya yang diduga diperintahkan oleh Muawiyah bin Abi Sufiyan. Muawiyah juga menyerahkan posisi Khalifah kepada putranya Yazid yang ditolak oleh Husain.

Penolakan ini yang berujung tewasnya Husain dan pengikutnya dalam pertempuran Karbala. Peristiwa Karbala ini yang dijadikan umat Syiah sebagai hari berkabung dengan berbagai ritualnya.  

Umat Muslim berpuasa di hari Asyura untuk mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW. Ritual ini berlandaskan hadist Nabi yang menyebut puasa di hari ini akan menggugurkan dosa setahun sebelumnya.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“… Dan puasa di hari ‘Asyura’ saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.” (HR. Muslim)

Selain sejarah Karbala di hari ini, Asyura juga merupakan hari ketika Nabi Nuh meninggalkan Bahteranya diselamatkan oleh Allah SWT. Pada hari ini juga Nabi Musa AS diselamatkan Allah SWT dari kekejaman Firaun di Mesir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement