Kamis 19 Aug 2021 16:31 WIB

Hukum Puasa Asyura Menurut Hadits

Puasa Asyura adalah puasa sunnah yang dilakukan pada 10 Muharram.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Hukum Puasa Asyura Menurut Hadits
Foto: Republika/Mardiah
Hukum Puasa Asyura Menurut Hadits

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa Asyura adalah puasa sunnah yang dilakukan pada 10 Muharram. Sebagaimana diketahui, 10 Muharram 1443 Hijriyah bertepatan dengan 19 Agustus 2021.

Berdasarkan hadits-hadits dalam Shahih Muslim atau buku yang memuat hadits yang disusun oleh Imam Muslim, sejumlah hadits menyampaikan puasa Asyura boleh dilakukan dan boleh ditinggalkan.

Baca Juga

حَدَّثَنِي عَمْرٌو النَّاقِدُ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ يَوْمَ عَاشُورَاءَ كَانَ يُصَامُ فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَلَمَّا جَاءَ الْإِسْلَامُ مَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ

Telah menceritakan kepadaku (Amru An Naqid), telah menceritakan kepada kami (Sufyan) dari (Az Zuhri) dari (Urwah) dari (Aisyah) radliallahu 'anha, bahwa pada hari Asyura di masa Jahiliyah orang-orang Quraisy berpuasa. Maka ketika Islam datang, pada hari Asyura siapa pun boleh berpuasa dan juga boleh meninggalkannya. (HR Muslim)

Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW juga tidak mewajibkan puasa Asyura tapi tidak melarang puasa Asyura.

حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُ بِصِيَامِهِ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ

Telah menceritakan kepada kami (Harmalah bin Yahya), telah mengabarkan kepada kami (Ibnu Wahb), telah mengabarkan kepadaku (Yunus) dari (Ibnu Syihab), telah mengabarkan kepadaku (Urwah bin Zubair) bahwa (Aisyah) radliallahu 'anha berkata, Rasulullah SAW telah memerintahkan berpuasa pada hari Asyura sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan. Ketika puasa Ramadhan diwajibkan, maka pada hari Asyura, siapa saja boleh berpuasa dan siapa pun boleh berbuka (tidak puasa). (HR Muslim)

Rasulullah dalam hadits ini menerangkan puasa Asyura biasa dilakukan saat zaman Jahiliyah. Tapi umat Islam boleh melakukan puasa Asyura dan boleh tidak.

Dari (Ibnu Umar) radliallahu 'anhuma bahwa suatu ketika disebutkanlah hari Asyura di sisi Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW bersabda, "Itu adalah hari yang dijadikan orang-orang jahiliyah untuk berpuasa, maka siapa di antara kalian yang suka berpuasa di hari itu silakan, dan siapa yang tidak suka, maka tidaklah mengapa ia meninggalkannya." (HR Muslim).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement