Kamis 19 Aug 2021 17:07 WIB

Bolehkah Pequrban Donor Darah di 10 Hari Awal Dzulhijjah?

Ulama berselisih mengenai hal ini menjadi dua kelompok pendapat.

Bolehkah Pequrban Donor Darah di 10 Hari Awal Dzulhijjah?
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Bolehkah Pequrban Donor Darah di 10 Hari Awal Dzulhijjah?

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Arsyad Arifi, Ketua PCIM Yaman

Hal yang perlu diingat kembali pada kajian sebelumnya adalah makruh hukumnya menghilangkan sesuatu dari anggota tubuh baik itu rambut maupun kuku atau selainnya bagi shohibul qurban ketika telah memasuki sepuluh hari awal bulan dzulhijjah. Hal ini sangatlah ditekankan oleh para ulama, bahkan Imam Ahmad mengatakan haram hukumnya menghilangkan sesuatu dari anggota tubuhnya jika tidak ada hajah untuk menghilangkannya.[1]

Baca Juga

Adapun darah secara medis termasuk anggota tubuh manusia, akan tetapi menurut pandangan syari’at apakah makruh bagi sohibul qurban berdonor darah pada sepuluh hari awal dzulhijjah? Ulama berselisih mengenai hal ini menjadi dua kelompok pendapat.

Hukumnya makruh

Yaitu pendapat dari Imam Isnawi, karena beliau berpendapat bahwasanya darah merupakan anggota tubuh manusia dan pada sepuluh hari awal bulan dzulhijjah makruh hukumnya menghilangkan semua anggota badan yang diqiyaskan pada kuku dan rambut yang telah ada dalilnya dari sabda Nabi SAW,

عن أم سلمة رضي الله عنها قالت قال رسول الله صلى الله عليه و سلم (إذا دخل العشر و أراد أحدكم أن يضحى فلا يمس من شعره شيئا) رواه مسلم

Artinya: ”Apabila telah masuk hari kesepuluh (bulan Dzulhijjah), dan salah seorang darimu ingin berkurban, maka ia tidak memotong rambut dan kukunya,” (HR Muslim).

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement