Kamis 19 Aug 2021 13:42 WIB

Taliban dan Eks Presiden Afghanistan Bicarakan Pemerintahan

Taliban dan pejabat Afghanistan berdiskusi tentang pembentukan pemerintah inklusif

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Christiyaningsih
 Pejuang Taliban berjaga di sebuah pos pemeriksaan di Kandahar, Afghanistan, 17 Agustus 2021. Salah satu pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar, pada 16 Agustus, menyatakan kemenangan dan mengakhiri perang selama puluhan tahun di Afghanistan, sehari setelah pemberontak memasuki Kabul untuk menguasai negara.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Pejuang Taliban berjaga di sebuah pos pemeriksaan di Kandahar, Afghanistan, 17 Agustus 2021. Salah satu pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar, pada 16 Agustus, menyatakan kemenangan dan mengakhiri perang selama puluhan tahun di Afghanistan, sehari setelah pemberontak memasuki Kabul untuk menguasai negara.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Mantan presiden Afghanistan Hamid Karzai bertemu dengan Anas Haqqani, seorang anggota kunci Taliban pada Rabu, ketika para pemimpin tinggi Taliban tiba di Afghanistan untuk mulai pembicaraan penting, yaitu pembentukan pemerintahan baru.

Jaringan Haqqani yang dicap sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat pada 2012 lalu adalah faksi penting Taliban yang merebut ibu kota Afghanistan, Kabul pada Ahad. Mereka kembali berkuasa hampir 20 tahun setelah digulingkan di AS.

Baca Juga

Saat Taliban mengepung Kabul, Presiden Ashraf Ghani terbang ke luar negeri dan menyatakan alasannya di unggahan Facebook. Dia mengklaim kepergiannya untuk menghindari pertumpahan darah di ibu kota.

Sejak itu, sebuah dewan pemerintah Afghanistan yang terdiri dari Karzai, Gulbudin Hekmatyar, pemimpin kelompok politik dan paramiliter Hizbut Tahrir, dan Abdullah Abdullah utusan perdamaian utama pemerintahan lama telah berusaha untuk menggambar peta jalan masa depan untuk Afghanistan.

Dilansir Arab News pada Kamis (19/8), delegasi Taliban yang dipimpin oleh Baradar tiba di Afghanistan pada Selasa malam dengan menumpang pesawat militer Qatar yang mendarat di provinsi Kandahar selatan. Selama konferensi pers semalam di Kandahar, anggota Taliban, Mullah Khairullah Khairkhaw, mengatakan delegasi akan mengadakan konsultasi dan berdiskusi dengan para pemimpin lokal dan lainnya tentang pembentukan pemerintah inklusif.

Baca juga : Kelompok Aliansi Utara Siap Melawan Taliban

Juru Bicara Karzai, Mohammad Yusof Saha, mengatakan kepada Associated Press pertemuan awal dengan tim Taliban akan memfasilitasi pembicaraan dengan Mullah Abdul Ghani Baradar, pemimpin politik utama Taliban.

Sumber Taliban di Kandahar meminta namanya tidak dicantum karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media. Dia mengatakan kepada Arab News delegasi Taliban diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Kabul dalam beberapa hari mendatang.

Pembicaraan penting antara Taliban dan pejabat pemerintah dimulai di tengah peringatan dari kekuatan besar dunia yang menentang pemulihan Imarah Islam oleh Taliban ketika mereka memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001. Selain itu, mereka dituduh menerapkan kebijakan yang keras dan represif.

Taliban bersikeras mereka telah berubah. Dalam beberapa hari terakhir Taliban telah bersumpah untuk tidak membalas dendam, menegakkan hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam, memastikan kebebasan media, dan menawarkan amnesti bagi pejabat pemerintah di Afghanistan.

Namun, seorang analis yang berbasis di Kabul, Wahidullah Ghazikhail, mengatakan dia merasa tidak optimis dari kedua belah pihak untuk segera mencapai kesepakatan. “Akan ada pertemuan dan diskusi, tapi tidak akan ada terobosan cepat karena semua pihak akan tawar-menawar dan ini bukan masalah sederhana,” ujar dia.

Di tengah ketidakpastian, ribuan warga Afghanistan telah mencoba melarikan diri dalam beberapa hari terakhir dengan Taliban mengambil alih sisi sipil bandara internasional Kabul pada Selasa. Pada Rabu, ratusan orang berkumpul di luar bandara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement