REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Posisi lini serang Persis Solo memiliki persaingan ketat lantaran ada 12 pemain di posisi tersebut. Meski demikian, persaingan itu menjadi motivasi para pemain untuk memberikan performa terbaik.
Salah satunya, Yussa Nugraha. Posisi lini serang menjadi pos reguler Yussa. Terdapat 11 penyerang lain dengan beragam karakteristik dan latar belakang yang siap memberikan kemampuan terbaik bagi Persis di posisi tersebut.
Persaingan ketat itu tak lantas membuat Yussa melemah. Justru suasana persaingan yang sehat ia manfaatkan untuk mendorong motivasi bekerja keras demi menembus tim inti.
"Suasana dalam tim, jujur sangat ketat di tiap posisi. Terutama di posisi saya, yakni lini depan. Tapi suasana sehat, walaupun banyak pemain bintang dengan label timnas, namun mereka selalu sharing dan membantu. Dari dalam diri sendiri juga jadi termotivasi untuk kerja keras melakukan yang terbaik dan belajar dari pemain senior lainnya karena mereka sudah punya pengalaman bermain di Liga Indonesia," ujar Yussa seperti dikutip dari laman resmi Persis Solo, Kamis (19/8).
Bergabung sejak Mei 2021 lalu, terhitung sudah tiga bulan Yussa berada dalam skuad Persis. Adaptasi menjadi tantangannya selama tiga bulan ke belakang. Namun, hal itu menjadi proses yang menyenangkan bagi Yussa karena dikelilingi oleh penggawa lain yang sudah ia anggap seperti keluarga kedua.
Selama tiga bulan di Solo, Yussa banyak adaptasi terutama dengan cuaca ekstrem yang panas dan perbedaan permainan sepak bola yang mencolok. Jika di Belanda lebih mengutamakan bola-bola pendek, satu dua sentuhan, dan taktikal. Kalau di Indonesia lebih ke kecepatan, bola lambung, dan umpan-umpan jauh yang sangat perlu ia pelajari saat ini untuk beradaptasi. "Pemain senior, coach, dan staf di sini sangat membantu dalam melakukan adaptasi. Mereka benar-benar seperti keluarga, orang tua, dan kakak," papar Yussa.
Sebelum kembali ke kampung halamannya di Solo, Yussa telah 13 tahun tinggal dan meniti karier sepak bola di Belanda. Pada usia tujuh tahun, ia bertolak ke Negeri Kincir Angin. Pada 2016, ia sempat bersekolah di SMA Negeri 7 Solo selama 10 bulan.
Ketika ada kesempatan pulang kampung, Yussa tidak menyia-siakan. Kesempatan itu ia dapatkan saat mendapat tawaran dari Persis beberapa bulan lalu. Keputusan pulang diambil Yussa dengan mudah dan kini ia telah menjadi bagian dari Laskar Samber Nyawa.
"Begitu mendengar ada tawaran bergabung dengan Persis lewat agen, tanpa pikir panjang saya mengiyakan dan menolak tawaran dari dua klub Liga 1 yang saat itu juga sedang mendekati," jelas Yussa.